Caramu mencintaiku. Beda. Tak kuasa kurubah seperti yang kumau. Karena dirimu punya cara. Menguji berapa kuat aku berjuang untuk cintamu.
Engkau memang sembunyikan rasa itu. Seolah engkau ingin aku pergi. Seolah hanya aku yang kedanan. Menciptakan sendiri. Nekad. Terus saja maju, sekalipun ditolak.
Bagiku, sekali ditolak aku pantang mundur. Kau kira aku dolanan? Aku tulus mencintaimu. Cinta tanpa alasan. Dan itu terus aku perjuangkan, tanpa menyerah.
Seharusnya, ikat aku. Jangan lepaskan. Kau cari yang bagaimana. Aku sudah tunjukan. Jika aku hanya teman, apa semua teman melakukan hal yang sama sepertiku?Â
Sayangku, aku ingin engkau akui. Aku ingin dihargai. Tunjukanlah cintamu padaku. Aku bukan mesin. Aku punya perasaan. Aku ingin kau siram taman asmaraku. Agar terus tumbuh jadi milikmu.
Kuingin dari cinta ini. Diakui, seperti aku mengakui engkau kekasihku. Calon ibu untuk anak anakku. Perjuanganku untukmu. Haruskah yang tulus ditolak.Â
Terimalah aku, seperti kuterima dirimu apa adanya. Buat aku semangat. Karena aku bukan tontonan. Jika gagal, jadi tertawaan. Memang sudah tak butuh aku lagi ?
Kuingin dari cinta ini. Kisah yang romantis. Berbagi kasih bersama. Bukan untuk memperalat. Bukan untuk dimanfaatkan. Aku ingin kau balas dengan cinta yang sama. Bukan dengan ragumu. Bukan dengan permainanmu. Seolah tak butuh aku.Â
Tapi aku tak peduli caramu. Sekali kubilang cinta, aku akan terus berjuang untukmu. Tanpa lelah. Tanpa keluh kesah. Karena aku mencintaimu Karena Allah.
Malang, 21 Juli 2021
Oleh Eko IrawanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H