Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rumahku Surgaku, Surga yang Mana?

6 Juni 2021   19:35 Diperbarui: 6 Juni 2021   19:39 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pekerjaan rumah tangga itu tiada usainya. Mulai dari cucian, setrikaan, sampah dan cucian gelas piring. Hal itu Masih banyak yang belum disebutkan, namun bagaimanapun rumah itu surga. 

Bagi yang punya rumah. Yang tidak punya? Surganya dimana? Mengeluh bukan solusi, namun pekerjaan rumah tangga perlu disikapi dengan bijak, agar surga dirumah bisa tercipta, apapun status rumahmu. Berikut tips pekerjaan rumah tangga yang membuatmu nyaman seolah disurga. Semoga menginspirasi.

Fungsi Rumah 

Kebutuhan rumah tempat tinggal itu sangat dibutuhkan oleh manusia. Sebagai kebutuhan dasar, rumah adalah jujugan pulang dan tempat istirahat setelah lelah bekerja. 

Di dalam rumah, selalu ada aktivitas yang memunculkan pekerjaan rumah tangga. Bersih bersih adalah wujudnya. Jika tidak dipelihara, rumah yang konon sebagai surga, akan kehilangan esensinya. Rumah yang kotor dan tidak tertata rapi akan mengurangi kenyamanan penghuninya. Saat pulang dari bekerja, dan disambut rumah yang tidak layak, esensi pulang untuk istirahat dirumah agar esok hari bisa kembali beraktivitas, serasa sirna.  Apapun status rumahmu, peliharaan dengan baik. Karena rumah yang berantakan akan menambah kapasitas stress penghuninya. Terus dimana letak rumahku surgaku itu?

Tanggung jawab bersama 

Pekerjaan rumah tangga adalah tanggung jawab semua penghuninya. Sangat tidak elok, jika urusan pekerjaan rumah tangga dibebankan pada satu anggota saja. Harus ada pembagian jelas tentang siapa dengan kewajiban apa. Tak bisa menyalahkan satu pihak saja. Jika pekerjaan rumah tangga tidak beres, berarti dalam rumah tangga tersebut sedang ada masalah. Artinya tanggung jawab bersama dalam rumah tersebut sedang dalam problem, karena itu rumah mereka sendiri, kenapa tidak mau berperan. Ada apa?

Solusi, bukan menghakimi 

Konflik internal adalah penyebab pekerjaan rumah tangga jadi beban yang membuat penghuninya malas dan tidak mau gerak menyelesaikannya. Konflik ini biasanya didasarkan pada ego sepihak, tidak mau disalahkan, mau benar sendiri dan pertengkaran karena masing masing pihak egois, menuntut hak, tidak peduli kewajiban dan tidak mampu mengintrospeksi diri. Konflik internal membuat kacau semua aspek yang pada akhirnya mengacaukan kenyamanan nuansa kenyamanan dirumah.

Jika rumah dalam zona seperti itu, carilah solusi dan jangan mudah menghakimi sesama anggota keluarga. Konflik internal memang butuh energi ekstra dalam menyelesaikannya. Harus bijak dan sabar menghadapinya dan langkah awal adalah bangun komunikasi internal dan mulailah bergotong royong membangun suasana guyub rukun dalam menangani pekerjaan rumah tangga. 

Saat rumah diatur rapi dan beres, penghuninya bisa nyaman dan punya ruang untuk menyelesaikan konflik internalnya dengan tenang. Jadikan rumahmu, surgamu bisa terwujud. 

Namun Jika sudah tidak sejalan, untuk apa memaksakan diri. Drama palsu yang munafik hanya memperparah konflik yang terjadi. Jika memang sudah parah, untuk apa dipertahankan. Hidup hanya sekali, untuk apa dipakai berseteru dalam dendam kusumat. Buang waktu, buang umur, buang energi. Tak cocok, ya bubarkan saja. Namun jika masih bisa dibina, duduklah bersama, letakan ego dan buka lembar baru hidupmu. 

Semoga artikel ini menginspirasi.

Malang, 6 Juni 2021

Oleh Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun