Berlanjut ke pesan celana jeans. Kok harganya miring dengan merk top. Ada teman yang ngikut. Barangpun datang dan ukurannya ternyata Ndak cocok. Komplin ke seller, dijawab stok adanya cuma itu kak dan barang yang sudah dibeli tidak bisa dikembalikan. Kok jawabnya enak gitu ya?
Dalam kasus ibu baju kuning, sebenarnya sikap hati hati yang ditonjolkan. Kekhawatiran ditipu dan upaya mengamankan transaksi. Sayang sikap ibu tersebut sangat bar bar dan terlalu merendahkan sang kurir sebagai orang blok goblok.Â
Dalam agama apapun, menghina dan mengumpat sangat tidak dianjurkan. Mungkin sang ibu lupa, bagaimana jika anaknya juga diolok olok blok goblok oleh orang lain, apa tidak sakit hati? Memang lidah tidak bertulang, beliau dengan lancar berkali kali mengatakan blok goblok pada sang kurir.Â
Bukan soal nanti bisa minta maaf dan tanda tangan disurat bermaterai terus beres, itu urusan dunia. Bagaimana jika suatu saat nanti balasan dikata Katai blok goblok itu juga terbalaskan pada anak cucu beliau. Dan bagaimana jika anak cucu sang ibu tersebut menonton video tersebut. Jejak digital akan terus tersimpan dan bisa dilihat kembali. Seolah itulah ajaran yang patut dicontoh biar viral. Runyam bukan.
Regulasi transaksiÂ
Dalam transaksi jual beli, memang harus transparan dan amanah. Kasus yang terjadi adalah contoh bahwa tindakan apapun, sekarang harus hati hati.
Sebagai seller, harus amanah, artinya berjalanlah yang jujur dan ciptakan prosedur yang bisa dipertanggung jawabkan. Syah syah saja cari untung, tapi jangan main tipu tipu
Lebih baik cari satu pelanggan setia yang jadi langganan, dari pada banyak pelanggan tapi ditipu semua. Tidak bakalan berkah dapat rejeki dari bisnis seperti itu. Â
Bagi kurir, cobalah bersikap santun. Jangan menjadi anggota komplotan penipu, dengan berbagai cara menghipnotis konsumen, jual barang Abal Abal lalu kabur.Â
Bagi konsumen, juga harus hati hati dan santun. Buat kesepakatan dengan seller, jika cod, cocok dan cek kualitas barang dan pesanan, baru bayar.Â
Jika seller ngotot cod tidak boleh dicek, mending batalkan saja. Itu sama halnya beli kucing dalam karung. Konsumen juga Jangan pula main omel, dengan kata kata yang menunjukan diri sebagai manusia tidak berkualitas dan tiada akhlak.Â