Apa maksudmu, kasihku. Mendua. Menukar masa depan, dengan pilihan barumu. Aku kurang apa. Langkahmu menghancurkan perasaanku.
Cinta kita sudah surut. Hilang ditengah percaturan. Drama kemunafikan. Perasaan yang didustakan. Dengan alasan rasa. Bahagiamu. Tuntutanmu.
Aku bukan sapi perah. Yang dituntut wajib. Tapi tiada hak. Semua untuk pembenaranmu sendiri. Agar langkahmu benar dan dibenarkan. Oleh pendukungmu. Agar menuduh aku. Tanpa maaf.
Susah bertarung denganmu. Rasa yang tak dihargai. Ini dalam rangka apa. Tujuan apa. Siapa yang sedang kau bela. Hingga diriku harus berdarah darah. Karena tak diakui.
Inikah cintamu. Jika cinta, kenapa kau duakan cintaku. Apa kau kira aku boneka. Yang bisa kau tipu. Puaskah menebar bejat dibalikku. Puaskah dirimu memilih dia? Yang terbaik?Â
Rasa yang tak dihargai. Syukur yang sudah dilupakan. Ditukar dendam. Untuk karma settingan, agar aku sengsara. Drama laknat, untuk tertawamu bersamanya. Melihatku dalam kesedihan.
Aku boleh tidak tahu. Tapi Tuhanmu apa tidak melihat? Lalu kenapa yang kau tuntut aku? Bukan dia yang kau beri nikmat ? Apakah kamu waras?Â
Tanya rasa yang tak dihargai. Sudahlah. Rugi berdebat denganmu. Tak suka, pergi saja. Kenapa bertahan? Itu membuatmu tambah tersiksa. Kau cari apaÂ
Malang, 7 Mei 2021
Oleh Eko Irawan