Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Pelangi Rasa (Bagian 2): Memendam Rasa

5 Mei 2021   10:00 Diperbarui: 5 Mei 2021   10:03 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sajak pelangi rasa dokpri Eko irawan

Sungguh ini hanya terpendam. Dalam dasar samudra hati. Tak hidup dan tak mati. Ada, tapi tiada.

Menunggu waktu. Ternyata, tak ada yang sempurna. Hanya menunggu. Menunggu. Dan menunggu. Hingga ditinggal pergi.

Sirna sudah kebersamaan itu. Rindu yang tak bisa kembali. Banyak pertimbangan dulu. Banyak alasan dulu. Tertunda dulu. Dan sekarang gigit jari.

Masa bagai pedang tajam. Saat datang, syukurilah. Nikmatilah. Kesempatan kedua tak pernah ada. Ditunda akan jadi kenangan. Tertinggal dimasa lalu. Dalam tumpukan sejarah.

Memendam rasa. Dalam sejuta sajak pelangi rasa. Masih ada tak bisa pergi. Tapi aku ini, aku yang sekarang. Bukan aku yang dulu. Kamu dulu, bukan kamu sekarang. Waktu dulu, bukan waktu sekarang. Dulu tak sama sekarang. Karena itu dulu, dan berbeda sekarang.

Sesal waktu. Tak bisa. 

Malang, 5 Mei 2021

Oleh Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun