Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Si Ikan Nila, Inovasi Ketahanan Pangan Berbuah Sumber Rejeki

12 Maret 2021   20:05 Diperbarui: 12 Maret 2021   20:40 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inovasi budidaya Nila di Kampung Nila Slilir, kelurahan Bakalan Krajan kota Malang semula bertujuan menciptakan ketahanan pangan bagi warga masyarakat yang diawal tahun 2020 terdampak pandemi covid 19. Namun siapa sangka, inovasi ketahanan pangan ini berbuah sumber rejeki bagi pembudidaya ikan nila itu sendiri. Bagaimana ceritanya? Berikut ulasannya.

Ketahanan Pangan Masyarakat 

Ditengah dampak pandemi covid 19, masyarakat mulai berpikir kreatif menciptakan suatu usaha agar tercipta ketahanan pangan secara mandiri, swadaya dan mudah dilakukan. Inilah wujud kampung tangguh karya masyarakat dusun slilir, kelurahan Bakalan Krajan kota malang menjawab tantangan dampak pandemi. 

Berbekal keswadayaan masyarakat berupa guyub rukun dan gotong royong lahirlah inovasi konsep budidaya intensif budidaya ikan nila dengan sistem tehnologi bioflok. Disebut inovasi baru, karena sistem bioflok sebenarnya digunakan untuk lele. Dan ini dikembangkan untuk budidaya nila.

Kenapa harus nila dan menggunakan bioflok? Ikan nila merupakan ikan yang digemari masyarakat, selain gurih dan lezat, kandungan gizi dan protein dari ikan nila juga sangat baik untuk peningkatan gizi keluarga.

Apa harus bikin tambak dan punya lahan luas untuk budidaya nila? Ternyata, dengan metode intensif, ternyata bioflok jawabnya. dengan budidaya nila sistem bioflok, tetap bisa berbudidaya nila dilahan sempit perkotaan. Hemat tempat, hemat air, hemat pakan, ikan cepat tumbuh dalam 4-5 bulan sudah bisa dipanen. Teknologi ini saat diterapkan untuk ikan nila ternyata tidak berbau sehingga layak disebut ramah lingkungan.

Dalam setahun berjalan, pertumbuhan pembudidaya nila terus menunjukkan trend meningkat hingga terhitung 45 kolam bioflok sudah bertumbuh kembang menciptakan ketahanan pangan bagi masyarakat setempat. 

Saat kebutuhan protein keluarga, tinggal ambil di kolam sendiri. Bahkan beberapa pembudidaya menggunakan nila sebagai suguhan menu untuk acara hajatan. Rata rata pembudidaya sudah panen 2 kali dan sangat puas dengan hasil panen yang dicapainya.

Dokpri kampung Nila Slilir
Dokpri kampung Nila Slilir
Potensi Bisnis Budidaya ikan Nila 

Cara sosialisasi agar warga tertarik berbudidaya nila adalah menciptakan ketahanan pangan keluarga. Terciptalah Pokdakan Krajan Slilir Sumilir adalah wadah kreatif para pembudidaya ikan nila untuk guyub rukun menjadi pembudidaya sukses. 

Apakah ikan yang dibudidaya akan dimakan sendiri? Itu hak yang berangkutan, karena setiap pembudidaya berswadaya untuk kolamnya sendiri. Namun dibalik suksesnya ketahanan pangan keluarga, ternyata tersimpan peluang bisnis plan yang luar biasa jika ikan nila dibudidaya secara profesional. 

Pertama harga jual ikan nila stabil dikisaran 30rb hingga 34 RB perkilo. Pokdakan selaku fasilitator pembudidaya nila, dan selaku inovator start up bisnis pemberdayaan ekonomi kreatif kampung, ternyata memfasilitasi pembudidaya dari hulu ke hilir pembudidaya nila. Ada mekanisme yang terus dikembangkan, sehingga pembudidaya nila tidak perlu resah berpikir dipasarkan dimana hasil panennya. 

Kenapa demikian? Karena berdasarkan data statistik yang dirilis dinas terkait, potensi nila konsumsi baru tercukupi 40 persen petani lokal malang raya. Sisa 60 persen adalah peluang yang besar bagi pembudidaya. Ini terbukti nyata, karena permintaan nila konsumsi terus meningkat, dan belum bisa dicukupi secara signifikan oleh pembudidaya di kampung Nila Slilir. 

Ternyata inilah sumber rejeki baru bagi masyarakat. Progres menarik ini terus dikembangkan agar semua masyarakat kelurahan bakalan Krajan turut serta menjadikan daerahnya menjadi sentra budidaya nila se malang raya. Jika orang sebut, tempe, maka Sanan tempatnya. Kelak jika sebut nila, maka bakalan Krajan sentralnya. Semoga pemberdayaan masyarakat ini terus tumbuh di masa mendatang. 

Selamat bagi Kelurahan Bakalan Krajan kota Malang, dengan Inovasi si ikan nila ini telah berhasil masuk dalam 10 besar kompetisi inovasi pelayanan publik 2021 yang di adakan pemerintah Kota Malang. Mohon doa restu dari pembaca sekalian, agar inovasi ini semakin sukses memberikan kontribusi bagi pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat. Berikut workshop kompetisi inovasi pelayanan publik 2021 yang diadakan secara zoom

Salam madyang madyang dari kampung Nila Slilir 

Malang, 12 Maret 2021

Oleh Eko Irawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun