Sungguh hidup hanya perjalanan. Melangkah disetiap episode. Ada banyak proses. Yang dilupakan. Dinanti. Ditunggu. Dan dipertanyakan.
Semakin diingat, semakin berat. Jadi beban. Karena sendiri menyangga langit. Tontonan yang gagal akan dihina. Dicampakan. Diusir. Karena sudah dihapus dan tidak diakui.
Saat peran ini diganti. Oleh yang lebih baik. Pujaan baru. Yang membutakan cintamu. Semua akan lusuh. Dia bajingan yang kau bela. Agar menang. Dan menari nari liar seperti setan. Diatas tangis derita yang lain.
Aku bukan dia. Aku bermohon agar tidak seperti dia. Karena ini aku. Hidupku sendiri. Yang sudah dihancurkanya dengan nafsu bejat. Manusia binatang yang kau puja.
Jadilah aku korban korban hati. Yang dilaknat azab seperti sinetron di tivi. Tapi bukan skenario Tuhan. Karena ini rencana bisikan. Agar aku dijadikan pesakitan.
Puas puaskan menghakimi. Jika itu membuatmu bahagia. Nikmatilah episode bahagiamu, dengan dramamu. Karena aku ada dalam episode yang hilang.
Malang, 19 Februari 2021
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H