"Jangan Pernah menyakiti Hati Ibumu. Karena Ibumu dalam Falsafah Jawa adalah Pengeran ingkang Katon. Doanya di Kabulkan Allah."
Terima Kasih Ibuku, jika aku kecil dulu engkau buang, aku tak akan seperti ini. Engkau sudah membawaku susah payah, dalam kesakitan, dikandunganmu. Engkau mengajari aku makan. Berjalan. Belajar membaca. Engkau mengantarku sekolah. Semua Engkau lakukan dengan cinta dan penuh pengorbanan. Terima Kasih Ibu, semoga Engkau Tenang di Surga Terindah. Al Fatihah.
Ibu begitu sayang pada anak anaknya. Saking sayangnya ibu sampai over protect pada kita. Semua dilarang. Khawatir. Dan serba tidak boleh. Sebagai anak, kadang muncul perlawanan. Ini wajar, karena pola pikir ibu dan anak kadang tidak sinergi.
Sebutan anak mama, kadang kita dapat dari teman teman. Mensikapi hal ini, baik ibu dan anak harus terjalin komunikasi. Ibu yang memperlakukan anaknya sebagai anak kecil, padahal anaknya sudah usia 30 tahun, memang dirasa sangat tidak bijak. Baik anak atau ibu harus sama sama bijak. Ibu melakukan itu karena cinta, sementara anak butuh ruang pengakuan jika sudah tumbuh dewasa.Â
Perbedaan masa tumbuh kembang dan pengalaman hidup memang telah menciptakan karakter seseorang. Perbedaan ini penyebab cara memperlakukan yang kadang jadi timpang. Seorang ibu harus memberi kepercayaan pada anaknya. Ini harus. Karena seorang anak akan tumbuh terus dan harus siap menjadi dewasa dan menghadapi masa depannya. Ibu yang terus terusan mengatur hidup anaknya membuat si anak tidak mandiri.Â
Apa apa ibu. Sehingga setelah dewasa, dia tidak punya sikap kemandirian. Hal ini merugikan si anak. Seorang ibu harusnya bangga pada anaknya yang hidup mandiri. Sekalipun ibu tidak suka, sebaiknya ibu tidak mengkata-Katai anaknya dengan kalimat sabda yang merugikan masa depan sang anak. Sekalipun itu bercanda, tapi kata kata ibu akan jadi doa mustajabah yang dikabulkan. Boleh percaya atau tidak, tapi sebagian besar itu terkabul.
Jadi sebagai anak, kita harus bisa mengambil hati ibu, jangan sampai beliau marah dan berkata kata yang tidak perlu. Dan ibupun harus hati hati dengan kata katanya sendiri. Harus ada sikap seimbang dan saling jaga. Agar karma dari kata seorang ibu menjadi doa sweet karma yang indah.
Namun jika ibumu sudah meninggal, kita tinggal simak saja apa apa yang jadi kata kata beliau selama mendiang masih hidup. Coba ingat ingat. Semoga ada sweet karma terindah yang akan segera terwujud.
Menunggu sweet karma kata kata ibuÂ
Dari sekian banyak kata kata ibu, pasti ada misteri kata yang kamu tunggu. Beruntung jika ibumu masih hidup, segeralah bersimpuh dihadapannya agar terucap kata restu terindah. Itu perlu. Namun jika ibumu sudah meninggal, kita perlu mengingat ingat kembali.Â
Semoga sweet karma terindah akan jadi milikmu. Apa yang saya capai sekarang, adalah apa yang ibu katakan. Semoga limpahan keindahan untuk ibu dialam Surga. Al Fatihah.
Malang, 18 Februari 2021
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H