Cinta kadang tak mudah dijabarkan. Karena wanita kadang sulit dipahami. Sebagai lelaki, simple saja. Ini tulus apa adanya. Tapi dirimu, menguji cintaku. Dengan bahasa cinta, yang sulit kupahami.
Logikaku, kadang tak sama dengan perasaanmu. Aku memang bodoh. Tak bisa memahamimu. Tapi inilah cinta, karena kita memang berbeda. Tapi cinta menyatukan rasa.
Jika dirimu tak cinta aku, mana mungkin kita bisa jalan hingga saat ini. Lalui masa pahit yang lalu. Saat serupiahpun tak punya. Dan kau mau menungguku. Dalam setiamu.
Aku memang memulai denganmu, saat paling kere dalam hidupku. Kau datang saat aku perih. Sakit. Dan duka. Kau semangatku bangkit. Kau mau temani aku, saat aku susah. Meski dengan caramu sendiri, yang tak kupahami.
Kau menjaga dirimu dengan sempurna. Cinta sucimu. Aku salut padamu. Agar aku tak khilaf. Untuk jaga Panji Panji ini, hingga nanti.
Memahami bahasa cinta. Tak bisa dengan logika. Tapi dengan rasa. Agar peka. Sabar. Tak memaksa. Untuk jalani saja, dengan syukur. Bahwa dirimulah cinta sejati. Hingga akhir nanti.Â
Malang, 14 Februari 2021
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H