Saat pertujukan Tari Jaranan terdapat seorang pawang atau yang sering di sebut dengan Gambuh. Tugas dari gambuh disini untuk melakukan ritual, berkomunikasi dengan leluhur dan menyembuhkan penari yang kesurupan. Pada saat pertunjukan, sang gambuh membacakan mantra dan memanggil roh leluhur untuk memasuki raga sang penari.Â
Setelah roh tersebut masuk ke raga sang penari maka penari akan menari tanpa sadarkan diri, karena raga sang penari sudah dikendalikan oleh roh yang memasukinya.
Hal ini lah yang menjadi keunikan dari jaranan. Selain sebagai acara hiburan, tarian ini juga sebagai ritual dan penghormatan terhadap leluhur mereka.
Penjelasan fungsi ritual juga terdapat pada Jurnal Bahasa dan Seni yang ditulis oleh Soerjo Wido Minarto, seperti kebanyakan kesenian rakyat pada umumnya, kesenian Jaran Kepang memiliki keistimewaan di masyarakat. Ada tiga fungsi yaitu ritual, pameran atau festival kerakyatan dan tontonan atau bersifat entertainment, yaitu kepuasan batin semata.
Dalam fungsinya sebagai ritual, Jaran Kepang memiliki berbagai macam simbol yang bernilai ritual, baik yang berupa fisik seperti uborampen atau alat kelengkapan ritual, pakaian, perhiasan dsb, serta berupa gagasan seperti mantra ataupun perilaku (gerakan maupun bunyi-buyian).
Malang, 9 Februari 2021
Oleh Eko Irawan