Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bukan Kerja Rodi atau Romusha

4 Februari 2021   22:50 Diperbarui: 4 Februari 2021   23:18 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel tema curhat Ngopi, berbagi Narasi, Gagasan dan opini kali ini saya dedikasikan untuk mengupas nasib karyawan yang gajinya sekali dalam sebulan, tapi sudah minim sisa yang diterimanya sebagai gaji, karena kesalahan management pengelolaan keuangan. Lho bagaimana ceritanya. Penasaran? Mari kita bahas bersama. Semoga menginspirasi.

Mindset Karyawan, asal kerja

Pokoke kerjo. Ra mikir digaji dibawa UMR. Ra ngaruh. Kurang lebih demikian, mindset karyawan dimasa pandemi. Yang penting dapur tetap mengebul, walau minim, jalani saja. 

Di masa pandemi covid memang cari pekerjaan jadi sulit. Banyak PHK dan dirumahkan. Perusahaan banyak yang gulung tikar. Bersyukurlah yang masih punya pekerjaan dan punya penghasilan. 

Namun yang perlu dikembangkan adalah mindset dari karyawan itu sendiri. Sudah saatnya belajar entrepreneur. Selama ini hanya mikir kerja ikut orang dan digaji minim. Tak ada fasilitas. Bertahun tahun pola pikirnya hanya dari pada ganggur. Walhasil, apa yang diraih hanya hidup pas Pasan. Yang lain sudah mikir mau buka usaha apa yang laku dan viral, sementara dia hanya sibuk cari utangan. Seolah sepanjang hidup hanya kerja rodi atau romusha. Hasil Zong, diperas untuk kejayaan orang lain, dia sendiri tetap dalam kekurangan.

Kesalahan pola pikir adalah penyebab utama kenapa mental bawahan, orang suruhan dan malas mikir banyak dianut. Lulus sekolah atau kuliah, seharusnya bukan berlomba cari kerja, tapi bagaimana menciptakan lapangan kerja inovatif bagi dirinya sendiri. Tidak bisa? Bagi orang malas mikir, doa yang diucapkannya adalah pesimis, banyak alasan dan belum melakukan action, sudah memutuskan aku tidak bisa. Itulah doa yang dikabulkan.

Tumbuhkan jiwa entrepreneur sejak dini. Banyak kisah orang sukses berawal dari modal minim dan kerja keras yang inovatif. Kuncinya adalah miliki mindset atau pola pikir positif. Berkumpul dan bersabarlah dengan orang orang berjiwa wirausaha. Jika kamu seneng, hidupmu disuruh suruh orang, silahkan jadi karyawan. Namun jika kamu seneng hidup merdeka dan kerja tanpa banyak aturan, jadilah Wira usaha. 

Management keuangan karyawan

Jika sudah terlanjur jadi karyawan, maka miliki management keuangan yang baik. Fakta di lapangan, banyak karyawan bergaji minim karena sebagian gaji ternyata dipotong untuk bayar utang. Celakanya, mereka utang bukan untuk membangun usaha kreatif yang menghasilkan pendapatan real. Mereka utang untuk kebutuhan konsumtif, hajatan, beli mobil dan life style belaka. 

Setelah itu, kerja jadi malas karena gaji sekali sebulan, tuntutan kebutuhan setiap hari. Terus dari mana bisa hidup enjoy dan layak? Jika boss-nya memerintah untuk lembur, dia akan merasa kerja rodi atau romusha. Yo maklum, sang boss sudah memberikan gaji layak, namun karena kesalahan sendiri kenapa utang jadi life stylenya. Celaka. 

Susahnya mindset seperti ini dijadikan alasan, padahal dia sendiri yang salah management. Cara mudah orang bodoh bersikap adalah menyalahkan pihak lain sebagai kambing hitamnya. Senjatanya banyak alasan dan orang orang seperti ini sulit diajak maju dengan ide inovatif baru.

Solusi dari masalah ini adalah menata ulang dengan memikirkan usaha lain yang menghasilkan. Tak perlu malu berusaha. Banyak peluang usaha dengan modal kecil tetap bisa eksis dimasa sulit. Peka baca peluang usaha adalah kunci. 

Namun harus hati hati dalam memilih usaha sampingan. Jangan mikir cara jalan pintas tapi menyesatkan. Judi, togel, pesugihan, MLM money game, bisnis skema Ponzi adalah bentuk bentuk yang harus dihindari. Jangan mikir jalan pintas yang tidak masuk akal. 

Bersahabat lah dengan lingkungan yang sehat 

Kerja ikut orang memang enak. Tak perlu mikir, asal rajin dan mengikuti prosedurnya, pasti dapat ini dan itu sesuai porsinya. Namun hasilnya tetap terbatas. Karena keuntungan mutlak tetap menjadi milik boss. 

Ikut orang lain, tentunya banyak aturan. Harus patuh dan tunduk pada aturan mainnya. Syukuri saja semua berkah, namun jangan merasa dirimu dijadikan rodi atau romusha. Kerja harus tulus ikhlas agar nyaman rasa bekerjamu.

Dan jika sudah terlanjur hidupmu terbelit hutang konsumtif, langkah awal solutif adalah bersahabat lah dengan lingkungan yang sehat. 

Hindari sahabat berpola pikir negatif. Perluas koneksi, karena peluang akan hadir di antara sahabat sahabat baru. Jangan membatasi diri dengan bersahabat dengan orang yang itu itu saja. Langkah ini tidak akan membuatmu lunas hutang tiba tiba dan memperoleh freedom finansial secara instan. Langkah ini hanya akan membuatmu nyaman dan menemukan jalanmu sendiri. 

Solusinya bertahap, karena dengan bertemu orang berpandangan positif, dirimu akan menemukan jati dirimu. Passionmu terbentuk. Dan berkah akan kamu raih dalam waktu dekat.

Tak ada yang tidak mungkin. Hasil tak akan mengingkari usaha. Man Jadda wa Jadda. Siapa yang bersungguh sungguh akan memetik hasil dari kesungguhannya berusaha. Percaya itu penting. Lakukan sekarang, atau akan hanya menjadi penonton seumur hidupmu.

Tak perlu keluh kesah. Tak perlu merasa diperlakukan sebagai sapi perah yang kerja rodi atau romusha. Kita punya otak untuk berpikir. Nawaitu Bismillah pasti ada jalan untuk suksesmu sendiri.

Semoga artikel ini menginspirasi.

Malang, 4 Februari 2021

Oleh Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun