Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Lelahku Dihargai Sekelas Pengamen

31 Januari 2021   22:39 Diperbarui: 31 Januari 2021   22:52 2370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini bukan dua ribu dollar. Ini Rupiah. Dan diberikan dengan tangan kiri. Lalu diusir. Disuruh pergi. 

Menangis. Ini tidak bohong. Anakku kelaparan dirumah. Tapi kejujuranku tidak dipercaya. Seolah ini curhat pendusta. 

Aku datang baik baik. Tapi ceritaku tak dianggap. Orang miskin memang tidak dihargai. Apalagi ditolong. Melihat saja jijik. Apalagi memberi pinjaman.

Balada orang cari hutangan. Dihina. Direndahkan. Dicaci maki. Keliling dari rumah ke rumah. Tapi diusir. Dilarang kembali lagi.

Ketika lelahku dihargai sekelas pengamen. Disyukuri saja. Tapi sungguh terlalu rasanya. Mau menuduh, dicap prasangka. Suudhon. Tapi sihir siapa penyebabnya. 

Tetap saja diri ini yang salah. Sudah menderita, dituduh dalang sang sutradara. Penyebab hidup menderita. Korban dijadikan tersangka. Apa daya. 

Pulang ke rumahku sendiri, jadi bencana. Dituduh seribu dusta. Ditolak, jadi pertengkaran. Diterima, bukan aku penyebabnya. Sudah tak didukung, tapi dihina.

Lelah sudah hari ini. Aku pasrahkan saja. Doa orang susah Diijabahi Yang Kuasa. Kau memang dibela manusia. Silahkan. Tapi apa Tuhan merestui pembenaranmu itu?

Kisah dua ribu ini pelajaran. Hinaan. Dilecehkan. Tapi ini lebih mulia. Dibanding dalang dari semua ini. Sang Arjuna yang selalu kau bela. Dengan segala cara. 

Tangis ini. Duka ini. Sakit ini. Aku Berpasrah. Aku tak membalas. Silahkan saja menari ceria. Kau puas. Kau menang. Kau gembira. Karena itu maumu bersamanya, agar aku terhina. Berbahagialah diatas semua dusta.

Malang, 31 Januari 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun