Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Refleksi Menuju Artikel Ke 500 Ngehitz di Kompasiana, Belajar Terus Menginspirasi, Menulis untuk Berbagi

25 Januari 2021   13:02 Diperbarui: 25 Januari 2021   13:11 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobby menulisku terbangun sejak bergabung dengan Kompasiana. Sekalipun belum pernah dapat gaji dari Kompasiana, tapi karyaku dihargai dan punya tempat tersendiri. 

Saya sadar, perjuangan ini baru langkah awal saya pribadi untuk memulai langkah sebagai penulis. Semoga saya tetap mampu konsisten menulis dan semakin meningkat kualitas tulisan, sehingga mampu menjadi tulisan yang menginspirasi.

Tak banyak PNS yang dinas dikantor Kelurahan seperti saya, yang sehari-hari ada dipelayanan surat surat administrasi kependudukan dan surat keterangan lainnya, jadi seorang penulis. 

Kalau yang menulis status di media sosial banyak, tapi yang intens menulis berbagai tema diblog pribadi atau bentuk lainnya, belum pernah saya ketemukan. Saya memang mencarinya, untuk berbagi pengalaman. 

Dipemkot Malang selain saya sendiri, juga ada kompasianer, yang intens menulis. Namun tak banyak, karena pecinta literasi bagi orang yang sudah bekerja itu sangat langka, karena menulis bukan bagian dari tugasnya dan mereka teramat sibuk dengan tugas tugas dinas. Apa saya tidak banyak tugas? 

Saya justru banyak tugas. Waktu saya juga habis untuk pelayanan pada masyarakat. Namun saya selalu berupaya meningkatkan kapasitas SDM saya sendiri. Nanti setelah pensiun mau ngapain? 

Jadi sebelum pensiun, saya cari bekal agar setelah pensiun nanti, saya sudah siap dengan apa yang mau saya lakukan. Dan kebanyakan pegawai itu hanya menjalankan rutinitas, tidak ada seninya sehingga seperti mesin. 

Terjebak dan tenggelam dalam tugas yang pada akhirnya mematikan daya kreatif. Inovasi mati, karena bekerja puluhan tahun hanya berdasar perintah atasan, tidak ada inisiatif berkarya.

PNS yang guru atau tugas di perpustakaan atau pengelola website OPD, tentunya juga seorang penulis handal. Saya juga support sebagai penulis di website OPD dimana saya berdinas. Tapi tulisan di website dinas, terlalu resmi sehingga tidak bisa mengeksplore kemampuan menulis saya di website dinas. Atasan saya akan marah jika website dinas, saya isi puisi. 

Kenapa saya Menulis di Kompasiana 

Selain menulis di website dinas, saya juga menulis sebagai admin media sosial punya dinas. Saya merasa hal ini tidak bisa maksimal menulis sesuai passion saya. 

Saya juga menulis untuk Tawangsarikampoengsedjarah.wordpress.com berikut screenshootnya.

Screenshot Kampoeng sedjarah
Screenshot Kampoeng sedjarah
Dengan perkembangan viewers sebagai berikut 

Screenshoot kampung sedjarah
Screenshoot kampung sedjarah
Di website ini, saya mulai kurang aktif, karena saya menulis tidak dimoderasi oleh admin, karena adminnya saya sendiri. Tidak ada tantangannya, karena nulis apapun pasti tayang. 

Tingkat pembaca juga lumayan, tapi saya merasa ada yang kurang. Jujur, dengan website saya ini, kapasitas SDM saya sebagai sejarawan materi sejarah perjuangan era 1945-1949 bisa terangkat. Terbukti beberapa media lain, mewawancarai saya sebagai Nara sumber sejarah. 

Ini capaian yang saya raih dari proses menulis. Namun demikian, banyak sisi proses menulis saya tidak bisa berkembang maksimal. Dan pengembangan itu ada di Kompasiana. Banyak hal yang saya temukan bersama Kompasiana. Ini adalah berkah bagi orang biasa seperti saya, menjadi luar biasa. Semoga saya tidak sombong. 

Refleksi artikel ke 500

Inilah artikel saya yang ke 500. Semoga saya terus konsisten menulis diwaktu waktu mendatang. Rekan sesama kompasianer kemarin hari bertanya bagaimana proses saya menulis receh dan fast respon hingga capaian artikel saya menjadi tumbuh dan terus bertambah. 

Ketika saya menulis tanpa hadir sebagai anggota komunitas dan tak punya gagasan apapun diluar Hobby menulis ternyata respon viewernya juga rendah. Saya maklum, karena nama saya tidak dikenal sebagai penulis. Tak kenal, ya tidak sayang. 

Inovasi diluar Hobby menulis adalah kunci agar kita dikenal goggle melalui karya karya tulis yang kita buat. Saya coba ketik Eko Irawan di google, ternyata yang keluar olahragawan angkat besi Eko Yuli Irawan.  Kapasitas beliau sudah internasional, sehingga banyak media memberitakan beliau. 

Namun saya coba ketik Eko Irawan Reenactor. Ternyata yang keluar seperti ini 

Screenshoot Google/dokpri
Screenshoot Google/dokpri
Ketika saya ketik Eko Irawan Kampung Nila Slilir akan keluar seperti ini 

Screenshoot Google/dokpri
Screenshoot Google/dokpri
Menjadi penulis yang ngehitz di goggle melekat pada nama kita sebagai penulis dan ide apa yang kita tulis secara konsisten. Itulah refleksi saya sebagai penulis.

Ini bukan sombong lho, karena dari menulis ini belum memberikan saya perbaikan penghasilan. Masih mimpi hidup sejahtera dari menulis. Tapi siapa tahu, kelak kesempatan itu datang karena hasil tak akan mengingkari usaha. 

Kembali ke tema pembicaraan, ternyata proses menulis itu butuh passion. Dan kunci receh menulis yang paling ngehitz adalah miliki passionmu, cintai dan kerjakan. Akibatnya, saat saya tidak punya uang untuk beli paket data, karena saya menulis via smartphone, waduh... Sakitnya minta ampun. Sedih. Dan bisa sakit mendadak karena ide yang lewat dikepala, dan tak ditulis, akan pergi dan hilang. Kesempatan kedua tak akan datang lagi. Hilang. Itulah kenapa saat fakir paket data, saya bisa tersiksa.

Itu saya, bagaimana dengan anda? Ayo berinovasi dan tulis. Tak peduli dibaca orang apa tidak. Tulis dengan tulus saja. Semesta tak akan membiarkan potensimu. 

Semoga semua tulisan itu bermanfaat dan menginspirasi. Bismillah masuk artikel ke 500 ku dikompasiana.

Malang, 25 Januari 2021

Oleh Eko Irawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun