Saya juga menulis untuk Tawangsarikampoengsedjarah.wordpress.com berikut screenshootnya.
Tingkat pembaca juga lumayan, tapi saya merasa ada yang kurang. Jujur, dengan website saya ini, kapasitas SDM saya sebagai sejarawan materi sejarah perjuangan era 1945-1949 bisa terangkat. Terbukti beberapa media lain, mewawancarai saya sebagai Nara sumber sejarah.Â
Ini capaian yang saya raih dari proses menulis. Namun demikian, banyak sisi proses menulis saya tidak bisa berkembang maksimal. Dan pengembangan itu ada di Kompasiana. Banyak hal yang saya temukan bersama Kompasiana. Ini adalah berkah bagi orang biasa seperti saya, menjadi luar biasa. Semoga saya tidak sombong.Â
Refleksi artikel ke 500
Inilah artikel saya yang ke 500. Semoga saya terus konsisten menulis diwaktu waktu mendatang. Rekan sesama kompasianer kemarin hari bertanya bagaimana proses saya menulis receh dan fast respon hingga capaian artikel saya menjadi tumbuh dan terus bertambah.Â
Ketika saya menulis tanpa hadir sebagai anggota komunitas dan tak punya gagasan apapun diluar Hobby menulis ternyata respon viewernya juga rendah. Saya maklum, karena nama saya tidak dikenal sebagai penulis. Tak kenal, ya tidak sayang.Â
Inovasi diluar Hobby menulis adalah kunci agar kita dikenal goggle melalui karya karya tulis yang kita buat. Saya coba ketik Eko Irawan di google, ternyata yang keluar olahragawan angkat besi Eko Yuli Irawan. Â Kapasitas beliau sudah internasional, sehingga banyak media memberitakan beliau.Â
Namun saya coba ketik Eko Irawan Reenactor. Ternyata yang keluar seperti iniÂ