Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ngopi Seri 9: Bincang Alternatif Pakan Nila

11 Januari 2021   19:38 Diperbarui: 11 Januari 2021   19:48 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagaimana hasil dari pelatihan Budidaya Maggot BSF selama 18 Hari di Kampung Nila Slilir kelurahan Bakalan Krajan Kota Malang, pada bulan November 2020, beberapa pegiat mulai membudidayakan maggot bsf sebagai pakan alternatif untuk budidaya ikan nila. Meskipun dalam skala kecil, budidaya maggot bsf ini merupakan solusi alternatif pakan untuk ikan Nila. 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Universitas Airlangga, didapat informasi sebagai berikut :

Produksi perikanan budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Ikan nila banyak disukai masyarakat karena dagingnya yang gurih dan bergizi tinggi. Salah satu inovasi tengah di kembangkan oleh Pokdakan Krajan Slilir Sumilir, selaku motor penggerak dari Kampung Nila Slilir, adalah terus aktif berinovasi meningkatkan pemberdayaan Masyarakat ekonomi kreatif melalui budidaya ikan nila sistem bioflok. 

Salah satu permasalahan dalam pembuatan pakan buatan antara lain sumber protein hewani, tepung ikan masih merupakan komoditas impor yang masih digunakan sebagai sumber protein hewani pada pembuatan pakan, sehingga perlu dicari alternatif sumber bahan baku lokal yang dapat dipergunakan sebagai sumber protein hewani pakan untuk mengurangi ketergantungan terhadap tepung ikan. 

Maggot merupakan bahan alternatif pengganti tepung ikan. Maggot lalat hitam Hermitia Illucens (Black soldier fly) yang berupa tepung dapat dijadikan pilihan untuk penyediaan pakan sebagai sumber protein hewani karena lalat ini mudah ditemukan, dikembangbiakkan, dan merupakan salah satu jenis bahan pakan alami yang memiliki protein tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan dosis tepung maggot dalam pakan pada penelitian ini dapat meningkatkan pertambahan berat untuk ikan nila (Oreochromis niloticus). Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan dengan beragam dosis tepung maggot yaitu sebesar 0% (P0); 12% (P1); 14% (P2); 16% (P3); 18% (P4) menghasilkan laju pertumbuhan berat yang berbeda nyata Nilai tersebut menunjukkan bahwa semua perlakuan pada penelitian ini memberikan pengaruh yang signifikan bagi laju pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus).

Tabel 1. Rata-rata laju pertumbuhan berat ikan nila.

PerlakuanPertumbuhan Berat (GR) SDP00,210a   0,057P10,215a   0,027P20,312ab   0,072P30,244bc  0.035P40,344c   0,083

Keterangan: Superscript yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05).

Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa penambahan tepung maggot (Hertemia illunces) dalam bahan pakan berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap pertumbuhan ikan nila. Penambahan tepung maggot dengan dosis 18% dan 16% menghasilkan pertumbuhan yang berbeda nyata dengan pemberian tepung maggot 14, 12% dan tanpa pemberian tepung maggot. 

Hasil penelitian juga menunjukan semakin tinggi dosis maggot yang diberikan maka semakin baik juga pertumbuhan ikan nila yang dihasilkan, hal ini disebabkan karena kandungan protein maggot dapat dimanfaatkan dengan baik oleh ikan nila untuk meningkatkan pertumbuhannya. Penggunaan maggot sebagai pakan ikan cukup menguntungkan karena untuk mendapatkan pakan alami berprotein tinggi dapat dilakukan dengan memproduksi maggot pada media tumbuh yang optimal. Maggot sebagai pakan ikan memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai substitusi tepung ikan (fishmeal replacement) dan sebagai pakan alternatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun