Nama Slilir, sendiri sulit diartikan dalam kosa kata bahasa Jawa sekarang. Ada yang menyebutnya dari kata Ngilir, yang artinya bangun atau bangkit. Ini terbukti dengan bangkitnya Kampung Nila Slilir sebagai upaya pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat berbasis budidaya nila sistem bioflok.Â
Dahulu desa ini sudah kondang, sekarangpun saatnya guyub Rukun slilir menjadi kebanggaan dengan adanya kampung Nila Slilir. Saatnya potensi Guyub Rukun jadi percontohan membangun bisnis ekonomi kreatif dikampung kampung lainnya.
Kata Slilir sendiri bisa jadi perubahan bunyi cara pelafalan dari kata Sinelir. Sinelir adalah sebuah Wangsa pada jaman kerajaan singhasari. Berikut screenshoot ketika kita cari hal tsb :
Peristiwa heroik ini terjadi berkat guyub Rukun wangsa sinelir dan Wangsa Rajasa membangun sinergi saat disatukan Raja Kertanegara, sehingga mampu membentuk pasukan hebat pada masanya. Gagasan Guyub Rukun gagasan Raja Kertanegara inilah yang harus dikembangkan warga Slilir membangun kampung Nila Slilir, menuju konteks sekarang, masyarakat Nusantara berdaulat budidaya konsumsi ikan.
Warga slilir, patut bangga, karena nenek moyangnya sudah hebat sejak seribu tahun lalu dan merupakan bahagian dari sejarah bangsa ini, dan saatnya sekarang, warga slilir membangun kearifan lokal guyub Rukun menjadi yang terdepan sentra budidaya nila sistem bioflok.
Para start up kampung Nila Slilir, ibaratnya Tokoh hebat singhasari, seorang panglima bernama Kebo Anabrang. Jika kebo anabrang jadi panglima laut dalam ekspedisi Pamalayu, maka para start up Kampung Nila Slilir, adalah panglima budidaya nila yang harus berwawasan Nusantara, mengembangkan sayap sayap kampung Nila tidak hanya dikampung sendiri, tetapi membawa nama harus budidaya nila menjadi pemberdayaan ekonomi kreatif kampung senusantara.
Filosofi Slilir Nglilir Sumilir yang dicetuskan Ki Ronggo, sesepuh Kampung Nila, seorang Pensiunan TNI yang turut aktif mensupport para start up muda, layak direnungkan. Ki Ronggo adalah inspirasi, telah memasuki masa purna tugas, tapi tetap semangat menjadi petani Nila di Kampung Nila Slilir. Tulisan ini terinspirasi dari beliau. Semangatnya luar biasa, dalam mensupport para muda start up kampung Nila.
Konsep dari kampung Nila ini syarat filosofi, berdasar bukti historis sejak seribu tahun lalu bahwa guyub rukun adalah kunci membangun pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat. Bukan sekedar teori, tapi sudah dibuktikan sejarah bahwa kearifan lokal bangsa ini sangat dahsyat mampu menyatukan Nusantara. Jaga terus guyub rukun, saatnya berprestasi di panggung Nusantara.