Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Curhat Ngopi: Peluang Bisnis, Bersahabat dengan Pandemi

2 Januari 2021   17:49 Diperbarui: 2 Januari 2021   17:53 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tataran masyarakat kecil, mulai berpikir bagaimana bertahan hidup di tengah pandemi. Bagaimana peluang usaha, tetap menciptakan keluarga tangguh, tapi bersahabat dengan pandemi. Mungkin ini solusi Sobo Embong, curhat ngopi cari inspirasi, membaca peluang terkini. Semoga menginspirasi.

Sobo Embong, baca kebutuhan saat pandemi 

Dampak pandemi, memukul semua sektor usaha ekonomi dan UMKM milik masyarakat. Bertahan hidup dengan bersahabat dengan pandemi adalah cara menemukan peluang emas diantara segala kendala dan kesulitan yang tengah dihadapi. Sejak Maret 2020, banyak sektor usaha gulung tikar dan harus menyesuaikan diri dengan keadaan yang sedang terjadi. Salah satu upaya kreatif adalah bersahabat dengan pandemi. Yaitu menyediakan aneka kebutuhan selama masa pandemi. Salah satunya jualan masker.

Foto diatas adalah upaya usaha memenuhi kebutuhan selama pandemi. Lapak sederhana di depan masjid jami' tumpang kabupaten Malang yang menyediakan aneka masker. Seperti itulah upaya masyarakat kecil bertahan hidup untuk ketahanan keluarga tangguh. Jualan masker adalah pilihan dengan modal yang kecil, namun dibutuhkan. Seperti inilah yang saya maksud peluang bersahabat pandemi. Namun dengan cara ini, bersifat pribadi, kendala dan hasil jadi urusan pribadi pula.

Inovasi Warga Slilir membuat Kampung Nila 

Beberapa sektor usaha yang tetep eksis ditengah pandemi adalah usaha sembako dan kuliner. Kebutuhan dasar hidup manusia. Sekalipun pandemi, orang masih butuh makan. Justru tetap bisa makan, adalah standar minimal dari situasi sulit sekarang. Itu sudah Alhamdulillah. 

Hal unik untuk menciptakan keluarga yang  tangguh di saat pandemi adalah apa yang dilakukan warga Slilir, Bakalan Krajan kota Malang. Mereka membuat Pokdakan yang merupakan motor kampung Nila Slilir. Mereka secara swadaya mengembangkan budidaya ikan nila dengan metode bioflok. Dengan metode ini, budidaya cukup dikolam terpal, bisa tebar padat bibit ikan nila, hemat air, hemat pakan dan cepat panen. Dalam 3-4 bulan ikan nila sudah bisa dipanen. Selain tercukupi gizi keluarga, pangsa pasar ikan nila yang lezat ini bisa meningkatkan penghasilan keluarga.

Masih tidak yakin dan tidak percaya ini bisa dilakukan oleh warga slilir secara swadaya? Dengan perjuangan yang gigih, hingga akhir tahun 2020, kolam bioflok binaan kampung Nila slilir telah mencapai 75 kolam lebih dan terus berkembang hingga kedaerah lain di malang raya. Ini bukti kepercayaan para petani nila yang tergabung dalam Pokdakan KSS terbukti memberikan kontribusi nyata. Bukan sekedar bisnis janji palsu yang Abal Abal.

Para petani nila ini membuktikan sendiri hasil panennya dan tidak bingung soal pemasarannya. Ini adalah program pemberdayaan ekonomi kreatif dari, oleh dan untuk masyarakat dengan sistem transparan dan dikelola secara profesional, sehingga hasil panen tiap petani bisa dinikmati petani yang bersangkutan. Pokdakan hanya melakukan pendampingan hingga petani yang bersangkutan sukses budidaya dan meningkatkan kesejahteraannya. Pokdakan bukan tengkulak atau monopoli, mereka adalah para start up bisnis kampung yang peduli secara swadaya meningkatkan taraf hidup masyarakat. Bangga dong punya start up tangguh seperti mereka, karena yang kebanyakan ada itu, nuntut fasilitas dulu baru bergerak. Itupun palsu belaka, karena hanya kucing diraupi, didandani ini macan. Setelah tak ada fasilitas ya mengeong saja. 

Namun start up kampung Nila, membangun ini secara swadaya dan terbukti nyata bisa meningkatkan kesejahteraan warga sekitar anggota Pokdakan kampung Nila Slilir. 

Seperti itulah ide sinergi yang dilakukan masyarakat dalam rangka bertahan hidup selama masa pandemi, dengan cara berkelompok membangun usaha bersama.

-----------

Demikian artikel ini, semoga bisa menginspirasi. Jadi kesimpulan peluang bersahabat pandemi itu ada dua pilihan usaha kreatif yang bisa dilakukan. Pertama usaha kecil kecilan secara sendiri. Kedua usaha bersama secara swadaya. Mau yang mana solusi yang dipilih? Terserah anda mensikapinya. Kalau saya pribadi memilik berkelompok, karena dengan usaha berkelompok akan ada mekanisme saling support antar anggota. Ini masih diindonesia kok, ada unggah ungguh kearifan lokal asli bumi Pertiwi yang perlu dilestarikan. Jika usaha sendiri, semua ya diurus sendiri. Itu pendapat saya pribadi, lain lagi dengan anda. Selamat berjuang, semoga sukses

Malang, 2 Desember 2020

Oleh Eko Irawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun