Akhir Tahun 2020 diwarnai dampak pandemi covid dan ditutupnya wahana rekreatif konvensional, tak menutup peluang untuk rekreatif. Curhat Ngopi kali ini membahas inspirasi sobo kali disekitar rumahmu sambil mencari inspirasi pengembangan bisnis berbasis ekonomi kreatif masyarakat. Apa bisa? Coba lihat aja dulu. Berikut tipsnya, agar rekreatifmu berbuah inspirasi. Selamat berliburÂ
Sobo Kali, sobo uanganÂ
Ini istilah bahasa Jawa untuk main main ke sungai dan saluran irigasi. Tradisi ini dikenal anak anak generasi 80 dan 90an. Mainnya ke sungai cari ikan kothes, Yuyu dan udang. Kemudian ngintir pakai debok pisang. Kalau ada buah, ya dimakan aja. Sebuah keasyikan yang tak dikenal generasi milenial.
Pagi, 30 Desember 2020, saya kembali sobo kali di saluran irigasi 50 m dibelakang rumah di daerah tumpang kabupaten Malang. Suasana hujan, licin dan airnya keruh. Tak ada yang main ke sungai. Sepi. Dirumah rumah sekitarnya, anak anak sibuk main gadged masing masing.
Sungai ini di desa sebelah, di desa malang Suko dibendung dan dijadikan wisata embung malangsuko.
Melihat sungai ini menimbulkan inspirasi. Kondisi kumuh, air keruh dan kondisi sekitar yang tak terawat bisa jadi inspirasi yang menantang para start up kampung. Bisakah ini dikelola menjadi destinasi yang menarik.
 bagaimana jika sungai sungai jadi kolam ikan yang menarik dipandang seperti foto tersebut diatas, ada disebuah sungai di daerah Bogor. Menarik bukan?
Potensi itu ada dimana mana, termasuk di sungai. Ini merupakan tantangan bagi para start up kampung, Â mampu tidak melihat peluang ini dengan obtimis. Sikap pesimis dan belum bergerak sudah memutuskan tidak bisa adalah sikap negatif ketika mengawali suatu ide. Ini tantangan besar para start up menjual narasi dan gagasannya pada masyarakat sekitar.
Tak ada yang tak mungkin saat satu lidi didalam sapu, bersatu dengan lidi lidi yang lain membentuk sinergi. Itulah filosofi sapu lidi. Kearifan lokal masyarakat Indonesia bernama, swadaya, gotong royong dan guyub rukun. Hal ini mulai dibangun oleh masyarakat di Dusun Slilir, Kelurahan Bakalan Krajan Kota Malang dengan membangun Kampung Nila Slilir. Memang tak gampang mengawali sebuah gagasan menjadi inovasi ekonomi kreatif yang menguntungkan masyarakat. Kendala dan benturan, pro kontra selalu ada, tapi inilah dinamika pemberdayaan masyarakat.
Dengan kolaborasi seluruh elemen masyarakat menggunakan kearifan lokal setempat, apa yang tidak mungkin, menjadi realitas yang tidak hanya rekreatif dilihat, tapi juga memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat. Kampung Nila Slilir adalah Proto type pemberdayaan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal masyarakat.Â
Berikut keasyikan warga slilir yang pada hari ini hujan deras, tetap antusias memanen ikan nila di uangan, atau saluran irigasi. Ikan-ikan ini dipanen untuk menu hidangan menyambut tahun baru. seperti inilah bentuk pemberdayaan lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat. Apakah ada dikampungmu?
Malang, 30 Desember 2020
Oleh Eko Irawan, pegiat Kampung Nila Slilir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H