Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Butuh Kau Charger

22 Desember 2020   00:33 Diperbarui: 22 Desember 2020   00:35 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku butuh kau charger (dokpri)

Aku lowbat. Tinggal hitung angka. Terus mati. Demi cintamu. Sudah berapa lama, terpaksa begini. Kau tahu. Aku butuh kau charger.

Aku sungguh sangat sayang padamu. Jika aku boleh memilih, maka aku pilih dirimu. Jika aku boleh meminta, akan kupinang engkau kasihku. Jujur kamu yang terbaik. Sangat ideal. Sangat kuharapkan.

Rasanya aku ingin pergi bersamamu. Nekad. Tekad. Bersamamu aku nyaman. Kau yang terindah. Tapi. Dan sejuta tapi.

Aku tak pernah bisa memilikimu. Cinta ini ada, tapi tak kumiliki. Cinta ini nyata, tapi hanya khayalan. Seolah dirimu ada. Tapi tak ada.

Semakin lama, aku hanya memaksakan diri. Semakin gila. Semakin tak ada. Semakin tersakiti. Aku tak bisa pergi. 

Aku semakin dekat. Lebih dekat. Dan dekat lagi. Tapi kau tetap bukan milikku. Aku seperti gadget tanpa sinyal. Panas. Bateraipun terkuras. Hingga lowbat. Berkedip hendak mati. Saatnya kau charger nyawaku. Agar aku bisa bertahan, untuk terus mencintaimu.

Jangan kau usir aku. Aku tetap membawa abadi cinta ini. Sekalipun nanti ada dia, tapi kamulah kekasih utama. Jika aku memaksakan cinta padamu, akan habis hidupku. Terusir dan mati. 

Aku tetap ingin ada disini. Agar aku bisa dekat denganmu. Agar aku tak terusir dari ini semua, harus ada dia diantara kita. Karena dia charger. Yang menyelamatkan hidup. Agar cinta kita tetap selamat. Abadi. Selamanya.

Seharusnya hanya kita berdua, tapi dia harus jadi takdir diantara kita. Cinta rahasia. Rahasia cinta antara aku, kau dan dia.

Semoga ini jalan terbaik, demi aku dan dirimu, selamanya. 

Malang, 22 Desember 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun