Ramai disekitarku. Lalu lalang. Padat. Tapi aku merasa sendiri. Kesepian. Apakah aku sakit? Iya, jiwaku yang lara. Dalam duka.
Aku sebenarnya tak suka. Seperti ini. Karena ini membuatku terasing. Dalam ramai. Tapi diriku sepi.
Ingin kusudahi saja. Namun itu putus asa. Aku harus bersahabat dengan sepi. Menjadi sahabat hari hariku. Merenung untuk terus berjalan. Menemukan jati diri.
Saatnya aku keluar dari lingkaran sepi. Ini membelenggu. Terpenjara diri sendiri. Menghilangkan rasa. Yang seharusnya ada.
Sepi memang perlu. Tapi sakit jika terus sepi. Rasa sendiri. Tak berarti.Â
Kubutuh seseorang. Yang bisa membawaku pergi. Agar aku sembuh. Dari penderitaan ini.Â
Datanglah kekasihku. Jemput aku. Tolonglah aku. Bawalah aku pergi, sejauh mungkin. Agar aku kembali punya rasa. Jika aku ada. Dan dihargai.Â
Kutunggu dirimu kasihku.
Malang,21 Desember 2020
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H