Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rahasia Cinta

20 Desember 2020   06:32 Diperbarui: 20 Desember 2020   07:12 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahan pribadi Eko Irawan Rahasia Cinta

Kunikmati saja, apapun itu. Ini hidupku sendiri. Aku akan memutuskan, siapa dan apa. Ini harus. Daripada dibilang lelaki tak tegas. Lelaki tak teges. Lelaki tak jelas.

Aku tahu siapa. Yang dari awal mau. Sudi. Berkenan. Dan rela. Demi aku. Walau kau tak jawab cintaku. Walau kau kata Katai aku. Yang menyakitkan. Tapi ternyata, kamu tulus. Kamu mengujiku. Kamu ingin aku kuat. Tidak cengeng. Tangguh. Tak mudah mengeluh. Semangat tanpa keluh. Tanpa kenal mundur.

Aku baru paham sekarang. Kukuhmu adalah khawatirmu. Aku salut prinsipmu. Tak gampangan. Itu Permata mahal, bernama harga diri.

Sekarang, Aku tetap memperjuangkanmu. kau yang temani aku, saat aku mendaki. saat aku hina Dina. Tak punya apapun. Hanya lelaki yang tak jelas. 

Haruskah aku membuangmu, demi dia, yang akan datang. Yang tak pernah pahit, temani jalanku dulu, Akankah dia yang Merebut lelahmu. Mengusir payahmu. Dan aku akan jahat, saat aku terpesona pada dia. yang menunggu dipuncak. Aku malu, jika begitu.

Siapa yang terbaik. Aku harus tahu. Cintaku bukan tongkat estavet. Yang dibawa lari. Sesuka hati. 

Cintaku bermakna pada siapa yang menghargai, bukan pada yang membutuhkan. Karena jika sudah tak butuh, dia akan lupa menghargai. Dan caramu, baru kusadari sekarang. Saat aku sadar, telah terbuang. Dalam badai yang tak jelas. Tak berarah. Terdampar. Dan sendiri.

Tak perlu teori. Jalani saja. Kisah ini. Tentang Apa rahasia cinta itu. Yang temani aku sedari dulu. Yang uji aku, tanpa jawab cintaku. Tapi aku memahami sikapmu. Terima kasih cintaku. Kau telah buka, rahasia cinta. Sejati. Hakiki. Yang sederhana.

Saatnya, Aku pilih dirimu, untuk sisa umurku. Selamanya. Dalam rahasia cinta. Mahabah Illahi Robbi. Pada umatNya. Yang diatur dalam skenario yang tak kupahami. Yang Lupa krenteg ati. Lupa kata hati. Buta batinku, buta rasaku. Pada dirimu, takdir pilihan terakhir. Untuk menemaniku. Dalam kisah abadi, selamanya, bersamamu.

Malang, 20 Desember 2020

Oleh Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun