Aku takut kau anggap dusta. Sejatinya aku tak kuat seperti ini. Aku paham sikapmu. Tapi tak mungkin selamanya terus begini. Aku butuh sentuhan kasih.
Aku takut melukaimu. Sengaja kau menjauhi aku. Kita memang tak mungkin bersatu. Kecuali ada keajaiban. Tapi kapan? Tak tentu. Aku tak tahu.
Aku memang takut jatuh cinta padamu. Tapi terjadi juga akhirnya. Benar benar terjadi. Dan cinta kita itu sungguh luar biasa. Merubah segalanya. Jadi lebih baik. Realistis. Memberi jalan keluar. Memberi harapan. Hingga aku sembuh. Dari lembah terdalam kisahku.
Aku disini karenamu. Aku dihargai. Tapi ini tempat paling bahaya. Jika aku paksakan cinta. Apalagi aku merebut adinda. Pergi jauh kesana. Bahagia yang terpaksa.
Cinta ini tak mungkin diakhiri. Karena dirimu adalah api semangatku. Aku belum selesai tugasku. Baru diteras beranda. Belum darma bakti dan karya.Â
Masih jauh langkahku. Salah langkah, tamatlah aku. Dan kita akan jadi orang paling hina. Terusir dalam cinta. Terperosok dalam dosa. Lantas apa kata dunia, sekalipun cinta itu buta. Tapi tak ada tempat, jika dipaksa. Nekad tanpa pikiran Mulya.
Galau ini, tak bisa terjawab. Aku butuh jati diri. Disini. Namun aku tak kuat sendiri. Karena aku butuh kekasih yang nyata. Yang ada untuk aku. Bukan kekasih bayangan, yang hanya ada dalam angan. aku sudah lelah, sayangku. Aku sudah Terbunuh kisah. Sekarang, berharapun telah terlarang.
Saatnya menemukan. Mengikhlaskan dirimu, tanpa harapan. Entah sampai kapan.Â
Semoga ada cinta nyata, bukan cinta Rahasia
Malang, 19 Desember 2020
Oleh Eko Irawan.