Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saat Benci Bicara

17 Desember 2020   01:18 Diperbarui: 17 Desember 2020   03:01 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku sudah mengalah. Tapi tetap saja salah. Diam tak bisa berkilah. Seolah aku yang dianggap banyak tingkah.

Aku sudah minta maaf. Berkali kali. Namun masih saja kurang. Dari bangun pagi, hingga tidur malam, semua salah. Tak becus. Tak benar. Kudengar setiap hari, seperti sarapan. Kenyang oleh umpatan dendam.

Kau pelintir semua bukti. Tanpa takut keadilan Illahi. Akupun Terus dipojokan. Diadili. Seolah tidak butuh lagi. Tapi menuntut bukti. 

Pertengkaran yang sia sia. Tidak membuahkan pahala. Menghapus kebaikan yang telah lama. Menolak berkah Rizki yang akan tiba.

Kemarahan yang rugi. Dendam yang berapi. Kepuasan palsu yang menyakiti. Seperti inikah hidup bahagia yang hakiki?

Saat benci bicara. Yang baik tak akan pernah ada. Sabar dan syukur sudah hilang hampa. Yang ada dendam Angkara murka.

Sudah tak sejalan. Sudahi saja. Buat apa menang, tak ada guna. Kalaupun kalah, juga menyiksa. Lebih baik hidup sendiri sendiri. Tak perlu memusuhi. Hidup hanya sekali. Kenapa diisi pertengkaran setiap hari?

Tak perlu drama. Akhiri saja. Bilang minta apa. Mari berpisah disimpang jalan sana.

Lepaskan beban. Tak perlu debat tanpa keperluan. Tak cocok tak bisa dipaksakan. Berpisah untuk kebaikan.

Sudahi saja kebersamaan ini. Bersama malah perang setiap hari. Jadi musuh yang abadi. Cara mudah menjauhkan berkah Rizki. 

Tak bisa bersama ya ikhlaskan saja. Ini soal matinya cinta. Dari pada benci yang terus bicara. Lebih baik lupakan cinta, yang pernah ada. Selamat jalan Cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun