Aku di sini menunggu. Dalam setiap detik sepiku. Sendiriku. Memikirkan dirimu. Menanti kabarmu. Gundah dalam deru asmaraku
Aku sudah jauh berjalan. Menuju cintamu. Aku percaya, ini jalan takdirku. Aku yakin ini jalan terindah, nanti bersamamu.
Bukan jalan yang mudah. Melalui rimbunnya rimba. Hanya harap yang bisa membuatku maju. Hanya semangat yang bisa membuatku melangkah. Terus tanpa sambat. Tanpa keluh kesah. Tanpa lelah.
Memahamimu memang berat. Jika aku tak kuat, aku sudah berhenti. Kau sangat kukuh. Prinsipmu angkuh. Aku tahu apa yang kau minta. Bukti. Tanpa itu, apapun akan luruh. Tapi aku yakin, karena buktiku akan kau rengkuh.
Cinta memang perlu diperjuangkan. Aku juga bukan tontonan. Yang jika gagal, ditertawakan. Kalau tak terbukti, semua tepuk tangan.
Seolah hanya aku sendiri yang berjuang. Meraih impian. Tapi aku yakin, ini hanya ujian. Memang begitu caramu membuat aku tangguh. Membuat aku kuat. Membuat aku terus berjuang. Demi cintamu.
Cinta yang diperjuangkan. Seolah hanya aku yang membutuhkan. Hanya aku yang nekad tanpa harapan. Hanya aku yang bingung tanpa pegangan. Caramu membuat aku bertahan. Agar aku terus membuktikan. Semoga aku diberi kemudahan. Ongkos mahal menuju kebahagiaan.
Malang, 16 Desember 2020 oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H