Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Ada Jalan Pulang

8 Desember 2020   08:45 Diperbarui: 8 Desember 2020   08:59 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri foto Eko Irawan

Perjuangan belum usai. Berlalu dari palagan ke palagan. Untuk suatu harap. Tapi tak ada jalan pulang.

Bukan maksudku. Keadaan memaksa begitu. Kekasih menunggu disana. Tapi musuh memblokade semua jalanku.

Gerilya dari satu tempat ke tempat lainnya. Ini tanahku sendiri. Yang terinjak. Yang dirampas. Aku berjuang untuk merdeka. Agar aku bisa pulang. Menemuimu.

Tunggulah Kanda. Dinda mungkin bertanya. Kemana. Surat itu sudah kukirim. Tapi tah kemana sang kurir. Mungkin tertangkap. Dan aku diburu mata mata. Posisi terakhirku diacak durjana. Dan akupun mundur, menunggu jalan kembali.

Dinda mungkin lelah menunggu. Disana. Tanpa kabar dariku. Aku tak bisa berkabar. Tak ada jalan pulang. Aku harus terus berjuang. Tak tahu sampai kapan.

Doamu kutunggu. Agar aku segera kembali padamu. Semoga semua ini usai. Aku ingin kembali. Sekalipun, tak ada jalan pulang. 

Kampoeng Sedjarah, 8 November 2020

Oleh Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun