Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Citralekha

6 Desember 2020   13:11 Diperbarui: 6 Desember 2020   13:36 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malu aku, jika tak menulis. Karena sekarang mudah. Ada di genggamanmu sendiri. Jika dibilang sulit, iya. Karena passionmu tak disana.

Sepandai apapun dirimu, tapi tak menulis. Sia sia. Seratus tahun lagi telah hilang darmamu. Karena pesanmu tak sampai. Pada masa depan.

Sepandai apapun bicara, tapi tak ditulis. Hilanglah peranmu. Tak ada yang kenal siapa dirimu seribu tahun lagi. 

Hanya tulisan yang abadi. Mahakarya citralekha. Tablet pesan dari suatu masa. Seribu tahun lalu, bisa dibaca. Dalam panil panil aksara peradaban.

Tak terbayang, menulis pada masa itu. Penuh tantangan. Tak semudah sekarang. Tapi kenapa jaman mudah tak menulis 

Menulis tak perlu menunggu jadi raja. Tak perlu menjadi sarjana. Menunggu kaya. Menunggu dan menunggu. Banyak alasan jawabnya. Tapi bisa menulis status di media sosialnya. Bisa mengkritik di wa. 

Tapi jangan menulis mural tak penting. Mencoret di fasilitas umum. Merusak keindahan kota. Protes kreatif bukan pada tempatnya. Sampaikan pesanmu dengan santun. Semua ada aturannya. Agar kamu dihargai. 

Kita tak bakal tahu masa lalu. Tanpa peran citralekha, sang penulis prasasti. Mereka berjasa. Memperkaya literasi. Agar kita tahu sejarah bangsa. Nenek moyang kita sendiri.

Untuk apa bangga pada negeri lain. Mereka bukan moyangmu. Belajarlah sejarah. Yang baik, dirawat. Yang buruk tinggalkanlah. 

Jadilah citralekha milenial. 

Malang, 6 Desember 2020 oleh Eko Irawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun