Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bercengkrama dengan Coban

21 November 2020   13:17 Diperbarui: 21 November 2020   13:21 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alam dalam sunyi. Menepis sendiri yang sepi. Membahas dunia mimpi. Bercengkrama dengan coban disini.

Sunyi dalam gemercik air. Jernih menggurat batu. Membentuk lukisan alam. Bersama derai yang tiada usai.

Sejuk terasa. Menghalau beban rasa. Hidup sia sia, bertabur keluh kesah buta. Coba kosongkan. Semua beban. Untuk ditaruh sementara.

Aku hanya nyanyi bisu. Nyanyian sepi. Ditengah deru Coban. Mengurai harap, mengupas beban. Hidup terlalu mahal, jika hanya tangis tanpa ujung.

Syukuri saat yang telah ada. Nikmati apa adanya. Jika sekarang tak berwujud, jangan marah. Bertanyalah, kamu kemana saat ini diusung. Ini berat. Aku butuh didukung jiwa raga. Bukan ditonton belaka. Malulah jika bertanya, nagih janji tapi cari benar sendiri.

Urailah bebanmu disini. Belajarlah dari air yang mengalir ini.  Jatuh dari atas itu sakit, tapi air malah jadi indah. Memberi kilau pelangi. Bewarna warni menghibur, tanpa keluh kesah.

Coban Tarsan, Jabung,  21 November 2020

Oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun