Menulis adalah media aktualisasi diri agar seorang penulis punya tempat mengekspresikan diri. Dan rumah besar para penulis itu adalah kompasiana. Saya pribadi baru bergabung menjadi kompasianer sejak 2 tahun lalu. Kemajuan tehnologi, memang memudahkan seorang blogger menunjukan hasil karyanya.Â
Saya Merekomendasikan Kompasiana sebagai rumah besar para penulis, karena  dengan gabung menjadi Kompasianer, kita bisa menjadi sesuatu. Apa itu? ini jejak langkah menjadi sesuatu karena diantar Kompasiana. B
ukanlah sombong, karena sebelum menjadi kompasianer, saya bukanlah siapa siapa. Tulisan saya juga tidak begitu fenomenal. Saya hanya merekam apa yang saya jumpai disekitar saya.Â
Kalau tidak dapat ide, saya menulis puisi atau cerpen. itupun biasa biasa saja. di Kompasiana, saya juga belum pernah dapat K-Reward. Namun sebagai penulis biasa biasa saja, saya menemukan sesuatu. Semoga tulisan saya ini menginspirasi.
Keajaiban Dunia Online
Ketika seorang anak sekolah membutuhkan suatu informasi, maka langkah awalnya tidak perlu jauh. cukup Tanya Mbah Google. Inilah Keajaiban dari dunia Online dewasa ini.Â
Mesin Pencari Google adalah solusi kekinian, siapapun yang butuh Informasi. kemunculan tehnologi android, semakin memudahkan siapapun mencari sesuatu, karena semua ada digenggaman kita. Google ada di Smartphone androidmu. Keajaiban Dunia online telah merubah life style manusia yang hidup di dunia milenial.Â
lalu apa korelasi menjadi kompasianer dengan keajaiban dunia online?
Saya pribadi berusaha menjadi penulis sejak jaman kirim naskah ke majalah remaja dengan cara mengetik dengan mesin ketik manual. kurang lebih tahun 1987, Jaman Novel Lupus lagi populer. waktu itu saya masih dibangku SMP. Â
Saya terinspirasi menjadi penulis karena setahun sebelumnya saya menang dalam lomba mengarang kisah heroik perjuangan kemerdekaan yang diadakan disekolah.Â
Namun tak satupun naskah tersebut  pernah diterbitkan majalah populer. Sedih iya, karena untuk kirim naskah tersebut harus beli kertas, mengetik di mesin ketik manual. Kalau salah harus mengulang dari awal. Naskah jadi, harus dikirim via pos. dan itupun berbayar.Â
Pernah kirim naskah sampai habis Rp. 35.000,- itupun menabung setahun lamanya dari sisa uang saku anak SMP. sampai masa SMA diawal tahun 1990an, saya masih tidak bosan bosan menulis, sekalipun tidak satupun tulisan saya pernah terbit. Saking frustasinya, semua copy naskah itu saya bakar di tahun 1992an, saat saya lulus SMA. Itu puncak frustasi menulis saya dimasa remaja.
Namun keajaiban dunia online membangkitkan mimpi saya sebagai penulis 26 tahun kemudian. Sebuah waktu yang tidak sebentar untuk bangkit kembali menjadi penulis. Dan keajaiban itu diantar Kompasiana. Dengan menjadi Kompasianer, cita cita saya jadi penulis akhirnya terwujud.
Tumbuh Bersama Kompasiana
Setelah menjadi kompasianer, apa yang akan Kamu tulis? Kompasiana telah membantu penulis menyediakan topik pilihan yang bisa dikembangkan menjadi artikel. ini sangat membantu, terutama penulis yang mati ide.Â
Namun sebagai penulis, kita harus tahu apa tujuan dari kita menjadi penulis. ini penting, karena itulah motivasi proses berkaryamu. Namun saya pribadi tidak terlalu muluk dalam proses menulis.
 Yang terpenting, kompasiana adalah wadah untuk tumbuh menjadi sesuatu. disinilah saya menemukan tempat berkarya yang nyaman, memperoleh apresiasi dari pihak lain dan punya wahana untuk mengemas suatu ide menjadi dikenal banyak pihak. Dan bersama kompasiana ini saya menemukan banyak keajaiban yang sebelumnya tidak saya peroleh.
di 12 Tahun Kompasiana ini, Semoga Kompasiana dimasa mendatang akan lebih baik. Mari berkarya bersama. Saatnya berbagi dan tumbuh bersama Kompasiana.
Jadi Penulis? Siapa Takut. Kompasiana tempatnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H