Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengenal Sejarah Melalui Hobi Reenactor

17 Juli 2019   15:42 Diperbarui: 17 Juli 2019   23:00 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan senang sendiri dalam komunitasnya sendiri. atau Paham dan pinter sendiri, tapi ilmunya tersebut tidak bermanfaat bagi orang lain. Reenactor mencoba mengembangkan metode pembelajaran ini agar lebih menarik minat pembelajaran sejarah pada masyarakat umum. 

Drama teatrtikal historical reenactment adalah salah satu Kegiatan menampilkan sisi lain belajar sejarah yang bisa dilihat langsung dilapangan. Bentuk Lain yang dilakukan adalah pembuatan foto dan video impresi kesejarahan. Dengan media entertainment, belajar sejarah akan lebih menarik minat. Di Indonesia memang belum terlihat gregetnya. coba kita intip kegiatan Reenactor di Manca Negara sebagai berikut


Apakah di Manca Negara para reenactor ini sebagai Hobby murahan? Ternyata di Manca negara, Para Pencinta sejarah ini sudah punya tempat tersendiri di dunia perfilman. Film film barat mengadopsi para reenactor tidak hanya sebagai sukarelawan, tapi para reenactor sudah dibayar sangat mahal untuk pinjam pakai peralatannya. 

Mereka sudah tahu jika peralatan reenactor itu otentik sesuai sejarahnya. sebuah film debutan dunia barat tidak sekedar bikin film dengan dasar ngawur. mereka melakukan riset sejarah dan saat menggunakan jasa reenactor, mereka ditempatkan secara profesional. Bagaimana dengan di Negeri Tercinta, Tanya aja pada rumput yang bergoyang..

Harapannya, Para reenactor ini harus diberi kesempatan untuk berkarya dan diberi apresiasi agar mereka mengembangkan pengetahuannya agar lebih bermanfaat.

Terus Berjuang

Tak ada yang instan, bim salabim langsung jadi. Begitu pula Reenactor. Hinaan orang  yang anggap Reenactor sebagai orang edan dengan berdandan ala tentara palsu, ada yang menganggap kurang kerjaan dan tidak inovatif dan ada pula yang anggap sebagai hobby murahan, bukan menghentikan langkah reenactor untuk berhenti. 

sejak 2007, Reenactor Ngalam terus berjuang mengenalkan metode ini tidak hanya pada anggotanya sendiri, tapi juga pada pihak lain. Langkah langkah strategis, tanpa bantuan dari pihak manapun, tidak membuat reenactor terus berhenti berkarya. Rintisan Musium Reenactor Ngalam adalah wujud kongkrit mengenalkan reenactor ini pada dunia kesejarahan.

Terus Berjuang adalah Kata kuncinya. Jika Reenactor Ngalam mencoba merintis Musium untuk memperkenalkan reenactor sebagai metode pembelajaran, bagaimana dengan para pencemooh reenactor, apa yang sudah mereka berikan pada pemajuan pembelajaran sejarah di Indonesia? Mengkritik Mudah Bung, tinggal omong tanpa modal karena lidah tak bertulang. Tapi Mana Karyamu Bung Yang spektakuler menggelegar melebihi cemoohanmu itu?

Semoga menginspirasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun