Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Berani Move On dalam Style Menulis yang Kamu Banget

18 Maret 2019   17:03 Diperbarui: 18 Maret 2019   17:19 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri-seminar sejarah nasional ugm jogjakarta 2018

Sebelum Orang Lain bertanya, tanyakan pada dirimu sndiri,  siapa dirimu. Ini penting karena akan menentukan style menulis "Kamu Banget". Silakan meniru style tulisan penulis idolamu, tapi jujur, kamu hanya pupuk bawangnya. Artinya hanya pengikut beliau. Copy paste dia. Branded Kamu Banget adalah jati diri yang wajib dicari dan ditemukan oleh setiap penulis. Penasaran bagaimana mencarinya? ikuti artikel ini. semoga menginspirasi

Terus Menulis dan menulis terus

Ketika seorang penulis bilang, nunggu mood menulisnya datang... sesungguhnya dia sedang menipu dirinya sendiri. Kendala menulis memang dirasakan semua penulis. Rata rata non teknis, alias tidak ada hubungannya dengan metodologi penulisan. Yang ada sebenarnya adalah banyak alasan yang tidak ada korelasinya dengan dunia kepenulisan. Hal ini terjadi termasuk pada saya sendiri. Terutama menulis tema titipan pihak lain. Kesulitan menulis tema diluar spesifikasi kita adalah kendala terberat seorang penulis. Tips logisnya adalah, Mau tidak belajar tema itu dan menerapkan terus menulis dan menulis terus.

Bacalah literasi tema yang kamu tidak suka

kunci mengembangkan tema menulis adalah ketrampilan membaca, baik buku atau artikel online. Banyak penulis hanya membaca tema yang disukainya. tema tema lain yang tidak disukainya tidak dibaca. Padahal membaca adalah kunci membuka luasnya wawasan, sehingga output tulisanmu tidak monoton dan itu itu saja. Membatasi diri membaca dan belajar hal hal yang disukainya sendiri adalah kendala setiap penulis mengalami stagnan pada tema yang sempit dan terbatas, sehingga di saat tema itu sudah memasuki titik jenuh, kemampuan itu akan membuat apa yang disebut mood hilang. Jalan keluarnya adalah, bacalah literasi tema yang kamu tidak suka.

Eksplore style tulisanmu

Kaidah menulis memang sudah dibakukan dengan 5w dan h. Jika menulis puisi juga ada aturan bakunya. kendala dan belenggu aturan ideal ini penting disatu sisi sebagai tanda kualitas standar yang baik sebuash karya tulis, namun disisi yang lain, kamu akan terpenjara dalam aturan kaidah yang membuat dirimu stagnan. Betulkah? saya mengalaminya. Jadi solusinya, Eksplore syle tulisanmu, jangan pernah berhenti dan puas dengan satu ide. teruslah menemukan ide ide baru agar kamu bisa memunculkan maha karya yang kamu banget

Ikuti Call Paper atau lomba menulis

Sebuah nama yang tidak dikenal kemudian menulis, pasti banyak orang yang bertanya, siapa kamu? Kenapa orang lain wajib membaca tulisanmu. Di negeri ini, minat membaca memang terasa rendah. sudah capek melakukan riset serius, output tulisan tidak ada yang mereview. lewat saja bentar dan ilang. Kemampuan membuat judul, mengolah style artikel yang menarik dan Kamu banget dan konten yang dibutuhkan adalah kunci yang membuat tulisanmu ciamik. Kemampuan ini didapat dari latihan terus menerus. 

Kalau baru menulis menunggu sempurna, sampai Kapankah harus menunggu? Kesempurnaan itu tidak ada, karena tema yang kamu tulis itu berdinamika. Selalu berubah. Selalu ada yang baru. Yang malas menulis dengan memuja banyak alasan hasilnya adalah tulisan tumpul. Bagaimana jika disebuah media tulisanmu sudah kamu banget tapi kamu tetap tidak dikenal? Jawabnya sama dengan apa yang saya alami. Jujur sayapun belum menemukan jati diri style kepenulisan. Tips tips diatas adalah pengalaman saya pribadi membranding diri sendiri agar menjadi seperti apa yang diinginkan. 

Nah, agar dirimu punya style yang kamu banget, cobalah ikuti call paper atau lomba menulis. Jatuh bangun saya lalui mengikuti event seperti ini. itu perjuangan melatih diri agar kamu menjadi tangguh. di alam kekinian, yang memelas merintih rintih manja dijamin akan tergilas. Puncak dari call paper saya adalah terpilih sebagai salah satu dari 7 Komunitas sejarah se Indonesia dalam seminar sejarah Nasional Desember Kemarin di Kampus Bulak Sumur UGM Jogjakarta. Mungkin bagi orang lain ini tidak berarti atau disepelekan, namun dengan terobosan ini kamu akan punya teman baru dari bidang lain yang akan mengenal siapa dirimu dan apa karyamu. Dengan usaha sedemikian rupa, upaya menemukan jati diri yang kamu banget akan kamu temukan.

Berani menemukan tantangan baru

Kemampuan menulis akan semakin terasah dan akan membuat kamu peka. Tulisanmu akan semakin tajam. dan style yang kamu banget akan kamu rasakan efeknya. Namun kemampuanmu menulis belum cukup jika ada pihak lain memintamu mempresentasikan idemu di muka publik. Goblok mendadak adalah apa yang saya alami pada Agustus 2018 kemarin. Salut Kepada Kompasiana sudah berhasil menemukan Komunitas Reenactor Ngalam dan berkat tulisan tema tema reenactor yang saya usung, Kompasiana mengundang khusus kehadiran kami sebagai nara sumber dalam acara Indonesia Comunity Day yang di gelar di Taman Krida Budaya Malang. Mau tidak mau saya harus belajar public speking dan berani dikenal dihadapan publik untuk membicarakan ide ide saya itu.

dokpri-seminar sejarah nasional ugm jogjakarta 2018
dokpri-seminar sejarah nasional ugm jogjakarta 2018
Beda segmen ternyata beda penanganan. agar kamu bisa menemukan style yang kamu banget, kamu harus berani move on dari zona nyamanmu. terbukti Ketika saya harus menjadi Pemateri di dalam seminar sejarah Nasional di UGM Desember tahun lalu, saya menemukan audiensi baru dengan segmen baru pula. 

Jika di ICD saya harus presentasi di depan anak muda yang ingin tahu perihal sejarah ala reenactor, di SSN UGM saya harus berpresentasi di depan para akademisi Jurusan sejarah dengan title jebolan universitas terkenal dari dalam dan Luar Negeri. Padahal saya bukan background sejarah, sungguh luar biasa ketika harus berdialog dengan mereka, termasuk dengan Prof. Taufik Abdullah Guru Besar sejarah UGM dan Bapak Dr. Sri Margana. Apalagi dalam seminar tersebut saya berdandan aneh sendiri, sebagai Pejuang. Ini sebuah tantangan untuk berani tampil beda baik dalam tulisan atau pengembangan bidang lain yang signifikan. 

Saya menceritakan ini bukan saya sombong, tapi inilah ilmu bermanfaat yang saya temukan ketika saya harus menapak langkah langkah penuh tantangan. Berani mencoba adalah kuncinya. Langkah seperti ini terus saya lakukan hingga sekarang dan sampai jumpa di liputan tentang event yang mengejutkan lainnya.

Jika saya tergolong nekad seperti itu, bagaimana dengan Anda? Salam Move on menuju jati diri Kamu banget.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun