Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Tulisanku Tidak Ada yang Membaca

4 Februari 2019   12:28 Diperbarui: 4 Februari 2019   15:26 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Udara malam menembus relung relung sempit di ujung gang rumah sederhana ini. Udara berkali kali mendorong pintu seng di ujung sana dan bunyi dar der dor beberapa kali terdengar.

 Sudah tiga tahun ini tiap malam aku mendengarkannya. Semula aku kaget, namun jadi hiburan tiap malamku bersama lampu tua temaramku. Lampu ini menemaniku membaca tiap malam. aku memang mengumpulkan ide ide dari buku buku ini. 

Dari sini banyak ide mengalir dalam coretan coretan naskah. Jam sudah menunjukan pukul 23.42. Udara tambah dingin menyengat. kucek laptopku, ternyata artikelku di blogger media online belum banyak diakses. "Hmm...".gumamku sedih. Ternyata tulisanku belum ada yang membaca.

Suatu Pagi, Tiga Hari Lalu

Aku terdiam diujung pertokoan lapak buku bekas. Toko yang kutuju belum buka. Beberapa anak muda mahasiswa semester awal lalu lalang didepanku. Mereka mencari buku buku tertentu dari tugas dosennya. Disebelahku ada seorang Pelapak Buku melayani pertanyaan mereka.

"Ada Buku Pengantar Ilmu Sejarah Pak?" tanya seorang gadis sambil menunjukan foto cover buku yang dicarinya di Handphone. Pak Tua itu mengernyit dahi dan menjawab, "Habis Dik, ada Yang dicari lagi" tanyanya. 

Rombongan demi rombongan datang silih berganti hingga pak Tua itu letih dan duduk dan meminum kopi hangatnya. "Udah sehari ini lum ada yang beli. Tapi banyak Yang tanya saja" keluhnya padaku sambil tersenyum kecut. Aku terdiam coba merespon si bapak Tua ini.

"Minat baca anak sekarang rendah Dik, Kalau tidak disuruh dosennya, tidak beli buku. Sudah gitu maunya beli murah" keluh beliau. Jujur minat baca apalagi minat baca anak anak milenial sangat memprihatinkan. "Nggih Pak, Kalau tidak disuruh atau ada tugas, ya tidak cari buku," jawabku.

"Iyo Dik, betul itu. Sekolahnya tinggi. Tapi kesadaran literasinya rendah. Enak nongkrong di Cafe Ya dik?" jawabnya sangat makjleb. aku diam saja tidak merespon cerocos kekecewaannya. Hampir sejam di sini, belum ada plaris. Padahal sudah 4 batang kretek dihisapnya dan setengah gelas kopi. Apa itu semua gratis? Beliau harus membayarnya.

Buku dan artikelku ini

Buku yang kucari sudah ada ditangan. Banyak ide bisa membangun ide tulisanku dari buku ini. Sudah dua pekan aku mondar mandir di lapak lapak buku disini dan seperti meminum air segar saat kuhaus, begitu buku ini ada ditangan. Sebuah ide besar tengah memenuhi benakku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun