Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertengkaran dalam Rumah Tangga, Perlukah?

29 November 2018   15:42 Diperbarui: 29 November 2018   15:58 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pertengkaran- dokpri

Pria dan wanita adalah 2 Karakter yang berbeda secara fisik, kepribadian dan nilai nilai prinsip kehidupannya. Perbedaan itu hikmah, disatukan menuju cita cita luhur membangun rumah tangga. Buat apa bertengkar? Emang ada yang hobby bertengkar dengan pasangannya? Artikel berikut mencoba mengulas masalah seputar perlu tidaknya sebuah pertengkaran dalam rumah tangga. semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian

Bahtera itu namanya Rumah Tangga

Harus punya tujuan Yang sama. itulah kunci harmonisasi. Tanpa itu, bahtera yang bernama rumah tangga itu tidak akan pernah sampai di tujuan. Untuk apa sih membangun bahtera rumah tangga? Ini ikatan suci, Jadi jangan dipakai ajang main main. Ini Ibadah berdasar cinta kasih. Jika tujuanmu berserak, apa yang akan terjadi? Jalan sendiri sendiri. Punya tujuan sendiri sendiri. Satu Ke timur. Satu ke Barat. Kapan bertemunya jika punya tujuan sendiri sendiri? 

Hidup itu punya tujuan. Setelah membangun komitmen menikah, satukan tujuanmu menjadi satu tujuan besar membangun rumah tangga yang sakinah mawadah war rohmah. Samawa istilahnya sekarang. Ibarat bahtera maka bahtera itu harus berjalan. Kemana? Ya menuju tujuan bersamamu tadi. Jika tujuannya beda? 

Bahtera itu akan berhenti ditengah samudra. Kenapa berhenti? Karena kamu gontok gontokan sendiri. Jika demikian kasusnya, maka kamu akan tertinggal. Para sahabatmu sudah sampai ditujuan. Sudah berubah hidupnya. Kamu? ya disitu saja. Sampai Kapan? Ya sampai Kamu sadar bahwa satu tujuan itu perlu. Jika satu tujuan dianggap tidak perlu, maka hidupmu akan abadi dalam pertengjkaran tanpa penyelesaian. Mau?

Badai Pasti Berlalu

Nama sikap Yang harus dimiliki adalah Yakin. Itulah sikap yang harus dimiliki berdua.  Dalam menghadapi Badai dalam perjalanan bahtera rumah tangga, Yakin badai pasti berlalu adalah sikap yang harus jadi keyakinan bersama. Ujian itu ada masa lulusnya. Cobaan hidup itu ada akhirnya. Miliki sikap obtimis berbalut keyakinan. 

Jangan suka memelihara sikap pesimis. Pikiran adalah doa yang dikabulkan. Jika ingin gagal, pelihara terus sikap dan pikiran negatifmu. Pupuk terus dengan pertengkaranmu, maka badai akan terus menyelimuti rumah tanggamu. Mau?

Perlukah memelihara sikap egois?

Egois adalah label yang dimiliki setiap manusia. Egois adalah wujud aktualisasi diri mensikapi suatu masalah. Orang menjadi egois karena punya alasan. Egois bisa diredam jika tujuan hidup yang semula berserak dan saling menjatuhkan satu dengan yang lainnya, dapat disinergikan. Jika tetap mau menang sendiri mempertahankan pola pikirnya sendiri sendiri, artinya kamu egois.

Egois itu terbentuk karena ada suatu tragedi. Egois bisa diatasi dengan mekanisme membangun sinergi. Dalam membangun sinergi, singkirkan egoismu. Jika kamu menang dalam pertengkaran, apa manfaatnya? Jika kalah apa faedahnya? Merusak suasanamu. Hubunganmu jadi canggung. Jadi Jatuh mental. Merusak Komunikasi. Membunuh persemaian cinta diantara kalian. Jadi tidak sehat dan mengundang penyakit fisik.  Mau?

Saling memahami atau saling memusuhi

Komunikasi dengan saling memahami dan mengerti pasangan adalah kunci membangun keharmonisan. Pertengkaran terjadi karena gagal paham. satu dengan yang lain tidak saling memahami. Jangan biasakan saling menunjuk. Konfirmasi terlebih dahulu jika ada ganjalan. Biasakan saling mendengar, jangan terburu buru menghakimi. Ini tentang hidup bersama. Jika saling menuduh, yang ada nuansa saling memusuhi. Apa sih faedahnya saling memusuhi? Pasangan hidupmu itu bukan musuhmu. Belajarlah mengerti karena permusuhan akan menimbulkan kesengsaraan hidupmu. Mau?

Perlukah Pertengkaran?

Pertengkaran bisa jadi bunga rumah tanggamu. ada bunga indah jika pertengkaran itu menambah keharmonisan. Namun jika bunga bencana, maka pertengkaran akan menenggelamkan rumah tanggamu. Perbedaan pria dan wanita memang bertolak belakang. Jika sudah berkomitmen menikah, sudah sepatutnya menerima kelebihan dan kekurangan. Jika kekuranganmu jadi komoditi untuk menjatuhkan mental pasangan, apakah sangat bijak? lucu dong kalau mencari tersangka di dalam sebuah bahtera yang isinya nasib kamu sendiri. Kamu dan pasangan ada didalam bahtera itu. tentunya apa yang salah. apa yang kurang, perlu ditelaah agar selamat melalui badai badai dalam hidupmu.

Bertengkarlah yang kreatif, artinya pertengkaran sebagai ajang motivasi dan introspeksi diri. Kalau bertengkar untuk menjatuhkan mental pasanganmu dan memojokan dia dalam ranah kesalahan, toh siapa dia? dia pasangan hidupmu sendiri. Kadang balas dendam ada dibalik itu semua. emang balas membalas bisa membuat bahagia?

Solusi dan Lihatlah ke depan

Hidup bersama dalam ikatan pernikahan adalah ibadah. Dalam ranah ini solusi dan melihat ke masa depan adalah cara menghadapi badai badai yang menyebabkan pertengkaran yang sebenarnya bisa dibicarakan dengan lebih santun, santai dan nyaman. Duduklah bersama dalam suasana baru. saling mendengar adalah cara terbaik. Jangan emosi dulu, klarifikasi dengan siap mendengar apa dan bagaimana. ini bukan sembarang rapat. Salah besar jika acara ini dianggap rapat berulang ulang yang itu saja dibicarakan. Komunikasi seperti ini penting. cobalah berjalan bersama. jika kamu berserakan, berjalan sendiri sendiri, lantas apa gunanya rapat tingkat tinggi itu? 

cobalah cari solusi terbaik. Jalan tengah yang mempertimbangkan banyak hal. Pertengkaran terjadi karena keegoisan masing masing. Perlukah? ini pertanyaannya. Kalau tidak perlu, sebaiknya tidak usah bertengkar. Karena tiada guna dan malah merugikan. cobalah melihat ke depan dengan optimis. jika kamu melihat ke belakang terus, kapan rumah tangga kalian mengalami kemajuan? lagi pula semakin giat bertengkar, kedua belah pihak akan kesulitan mengakses sukses. bagaimana sukses bisa mendekat, jika pertengkaran sebenarnya adalah cara paling jitu menolak rejeki. Siapa sih bisa kerja maksimal, jika tiap hari ketika hendak berangkat kerja dihibur dengan pertengkaran dan saling umpat? Jika kepingin rejeki dan kinerjamu hari ini hancur dan segala macam anugerah rejeki tertolak< maka sering seringlah bertengkar. Mau?

Hidup menikah adalah pilihan didasarkan cinta kasih suci.

disana ada berkah pahala yang menyelamatkan umat Manusia dari lembah nista.

Binalah sebaik kamu mampu. Jagalah berdua. Yakinlah badai pasti berlalu.

Semoga Menginspirasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun