Teknologi diciptakan sebenarnya untuk membantu Kehidupan manusia. Fenomena perkembangan smartphone dewasa ini banyak menciptakan generasi phubbing zombi yang parah.Â
Gawai canggih digenggaman adalah alat bantu agar hidupmu di dunia nyata ini terbantu. Namun kenyataan sekarang, kamu berada dalam hidup di dunia mayamu, dunia media sosialmu. Berikut adalah beberapa ulasan bersikap seharusnya pada makna hidup kemanusiaanmu di dunia nyata dan di dunia media sosial yang nota bene adalah dunia maya. Semoga menginspirasi.
Terjebak Dunia Maya, Dunia Pencitraan
Dikit dikit update status. Bentar bentar kirim foto selfie. Kadang ibadah pun diposting ke media sosial. Apa Maknanya? Apakah itu real Kamu? Kalau jujur, berarti Kamu pamer lho. Makan enak di restoran mahal. Jalan jalan ke tempat eksotis. Siapa yang Kamu pameri itu? Apa teman teman yang masuk dalam list pertemanan di media sosial itu tidak iri? Coba jelaskan aturan agama dan kepercayaan yang Kamu anut apakah menganjurkan pamer sebagai perbuatan amal kebaikan? Renungkan.
Sebaliknya jika apa yang kamu posting adalah bohong dan palsu. Pura pura mecitrakan diri sesuai seleramu dan itu kamu klaim sebagai dirimu, berarti kamu sedang menipu dirimu sendiri. Pura pura makan direstoran terkenal, padahal kamu makan di warteg. Pura pura jalan jalan ke luar negeri, padahal kamu di kebun belakang. Siapa yang sedang Kamu tipu? Orang lain boleh saja percaya kamu seperti di media sosialmu itu, namun apakah kamu juga akan menipu dirimu sendiri? Perlukah untuk dirimu melakukannya dan apa dasarnya?
Inilah yang terjadi di era kekinian, terjebak dalam dunia maya, dunia pecitraan diri. Lebih baik lapar dari pada paket data habis. Kamu boleh jadi ngetop didunia netizen, tapi di dunia nyatamu tak seorangpun say hello kepada dirimu. Renungkanlah.
Jangan mau terjebak
Hidupmu sekarang dihadapkan pada cermin maya. Yang kanan akan di balik menjadi kiri. Filosofinya, hidup nyatamu akan ditukar dengan dunia terbalik. Nyata menjadi Maya. Mau? Kalau Mau selamat terjebak dalam dunia fantasimu sendiri yang tidak nyata.Â
Media sosial sedang membentuk citra dirimu. Semakin lama bertengger di dunia maya, Kamu semakin terkenal disana. Tapi apakah Kamu juga dikenal dengan karya nyatamu di dunia nyata? Sekarang jangan mau terjebak. Gunakan media sosial seperlunya saja. Jangan mau jadi zombi yang dari bangun sampai tidur hanya ngurusi gawai. Pikirkan, manusia itu makluk sosial. Butuh manusia lain. Media sosial adalah alat bantu, bukan tujuan utama.
Status palsu, percaya?
Seorang teman lama tiba tiba datang memuji kamu cantik. Kamu pengertian. Dia mengkritik pasangan nyata dikehidupanmu sebagai orang monoton yang membosankan, hidupnya seperti robot. Itu itu saja. Sementara dia ngakunya orang hebat, banyak duit, sudah punya rumah, mobil dan usaha milik pribadi. Dia ngakunya masih bujang, bebas jalan jalan ke mana saja. Dia kirim status tidak pernah lelah. pagi kerja. siang sibuk rapat. malam futsal. dia selalu memperhatikan Kamu. Lalu ngajak ketemuan.Â
Nah Kamu percaya? ini metode status palsu kehidupan yang akan merusak keharmonisan dengan pasangan realmu. Jika kamu hanyut dengan kisah kisah palsu ini, Kamu akan punya pasangan ideal yang hanya ada di dunia maya. Kalau tidak percaya silahkan baca koran dan media tentang modus seperti ini. Masih tidak percaya? silahkan dicoba sendiri. Okelah kamu percaya dia. Yang punya status pasti bilang jujur, cros cek dia dengan teman teman yang lain. Yang citranya berlebihan pasti bohong. Cowok type di atas ngaku kaya tapi tak punya pasangan, jomblo atau cerai, jelas tidak masuk akal. Sehebat itu tidak punya pasangan? jelas bohong dia dan dia sedang cari mangsa tentunya.
Tips bermedia sosial, happy di dua dunia
Gunakan media sosial seperlunya saja. Kirim status yang wajar. Jangan suka pamer, apalagi menipu. Sebelum berbuat pikirkan dulu untuk tujuan apa. Teliti pada teman yang sok baik, sok sempurna. Lihatlah ke bawah, Jangan lihat ke atas terus. Kamu harus tetap hidup di dunia nyata, karena kamu manusia real. Gunakan media sosial hanya hiburan sambil lalu.
Yang penting bersikaplah seharusnya kamu, boleh saja bermedia sosial tapi jangan hanyut di media maya. Berkaryalah di dunia kemanusiaanmu. Jadilah dirimu Insan yang serasi dan seimbang. Raih kebahagianmu di dua duniamu, happy di dunia nyata, eksis di dunia media sosial.
Semoga Menginspirasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H