Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toponimi dan Folklor, Bekal Bangun Destinasi Wisata Kampungmu

3 Oktober 2018   10:09 Diperbarui: 3 Oktober 2018   13:01 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto di atas adalah sebuah gambar peta buatan Belanda diakhir abad ke-19, yang menggambarkan nama nama dusun di wilayah Barat Kota Malang. Nama nama itu sekarang sudah banyak berubah. Seperti dua dusun yang membentuk kelurahan Sumbersari Kota Malang sekarang, dahulu terbentuk dari dusun Pilang dan Dusun Tawangsari. 

Nama tersebut hanya dikenali para sesepuh, sementara anak anak muda mengenali wilayah tersebut berdasar Nama Jalan, Yaitu Jalan Sumbersari dan Jalan Bendungan Sutami. 

Dalam Kajian Life Historical Reenactment, sebagai sumber ide pokok sebagaimana pernah dibahas dalam artikel Kami Merintis Destinasi Wisata di Kampungmu sendiri maka Toponimi dan Folklor adalah bekal utama untuk memulai sebuah kampung akan dijadikan destinasi wisata yang seperti apa bentuknya.

Berikut mari Kita Kupas hal pokok terkuat yang akan menjadi dasar bagimu memulai sebuah rintisan Kampung yang layak menjadi destinasi wisata unik, sehingga Wisatawan wajib tahu, wajib berkunjung, wajib kangen untuk kembali lagi dan wajib belanja belanja di Kampungmu.

Lakukan Kajian Toponimi Kampungmu

Dalam situs wikipedia membahas toponimi sebagai berikut. Toponimi adalah bahasan ilmiah tentang nama tempat, asal-usul, arti, penggunaan, dan tipologinya. 

Bagian pertama kata tersebut berasal dari bahasa Yunani tpos () yang berarti tempat dan diikuti oleh noma () yang berarti nama. Toponimi merupakan bagian dari onomastika, pembahasan tentang berbagai nama. Suatu toponimi adalah nama dari tempat, wilayah, atau suatu bagian lain dari permukaan bumi, termasuk yang bersifat alami (seperti sungai) dan yang buatan (seperti kota).

Dari pengertian diatas, lakukan penelusuran tentang apa nama kampungmu. apakah yang kamu kenali sekarang itu misal Jalan Hasanudin sudah dipakai sejak jaman belanda. Apakah Pahlawan Hasanudin pernah berjuang di Kampungmu. 

Rata rata nama yang dikenal sekarang berdasarkan nama jalan. Tehnologi google map memakai logika pencarian alamat dengan nama jalan. Tiap daerah pasti punya sejarah asal usul. Tidak mungkin kampungmu tiba tiba muncul dan tidak memiliki sejarah. 

Bertanyalah pada para sesepuh, karena rata rata kajian ini belum ditulis orang, sehingga googlepun tidak akan tahu apa nama kampungmu dimasa lalu. Nama ini menjadi penting karena bisa menjadi ciri khas yang unik, contoh nama Pilang. 

Kata pilang jika masuk dalam kajian toponimi berhubungan dengan nama pohon yang banyak tumbuh di daerah tersebut di masa lalu. Apa itu pohon pilang? dalam penelusuran bahasa ditemukan pilang adalah nama lain untuk pohon akasia. 

Setelah ditelusuri dari para sesepuh, apakah benar dulu banyak pohon akasia, mereka memberi kesaksian senada. Contoh lain nama sukun. itu juga nama pohon yang diabadikan menjadi nama sebuah kampung. Google map tak mengenali sukun di petanya, tapi sebagai jalan. S. Supriadi kota Malang pada masa lalu pohon sukun banyak tumbuh di daerah tersebut sehingga daerah tersebut disebut sukun.

Pemakaian Toponimi Kampung bisa dijadikan branded nama dari Kampungmu misal dimalang, ada Kampung Warna Warni Jodipan. ada "Tawangsari Kampung sejarah" dan yang barusaja mendapat kalpataru dari Presiden Indonesia, adalah kampung Glintung Go Green. 

Nama ini akan melekat dan menjadi ciri khas dari Kampung yang akan kamu jadikan lahan destinasi wisata di masa mendatang. Jangan malu dengan sebutan nama tempo dulu yang menurutmu lucu. 

Jalan Basuki Rahmad Malang pada masa lampau disebut kayu tangan. Nama kayu tangan ternyata hanya ada di Kota malang, dan warga setempat mendeklarasikan Kampungnya sebagai "Kampung Heritage Kayu tangan"

Lakukan Kajian Folklor Kampungmu

Apa sih Folklor itu? Folklor adalah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang tersebar atau diwariskan secara turun temurun. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Folklor adalah adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara  turun temurun, tetapi tidak dibukukan. Nah, dengan pemahaman seperti ini Kamu harus inventarisir semua kisah tradisi lisan di Kampungmu. 

Seperti dusun Pilang. Tradisi lisan di dusun pilang menyebutkan bahwa dusun pilang berawal dari seringnya sapi hilang didaerah tersebut. maksud hilang disini bukan dicuri, tapi saat sapi tersebut memasuki suatu area tertentu didaerah tersebut, maka hewan ternak sebesar sapi bisa hilang. Saking seringnya sapi hilang di daerah itu, maka nama daerah tersebut disebut pilang. 

Tiap tiap kampung pasti punya kisah seperti ini. rata rata sebagai pesan moral yang lugu. berdasar pengamatan, titik dimana kasus sapi sering hilang dimasa lampau tersebut, adalah sebuah daerah rawa, dengan sumber besar dan ada sungai deras pada masanya. Artinya, pesan moral jangan memandikan ternak di daerah tersebut karena akan hilang jika dilanggar.

Tetapkan nama Kampungmu

Berilah nama pada kampungmu. Jangan yang sudah umum. misal Kampung Jalan Sumbersari. Jika nama itu di branded apa yang unik? Jalan gang di Sumbersari Kota Malang ada 4 buah, Nah yang dimaksud Kampung Yang Mana? Nama ini penting.

Seseorang punya nama dan akan senang dipanggil dengan namanya tersebut. Begitu pula dengan Kampung yang akan kamu promosikan menjadi destinasi wisata kampung.

Demikian semoga menginspirasi para penggagas destinasi wisata Kampung, Mana Kampungmu Bung?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun