Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Arema TV 30 Detik, Begini Belajar Sejarah ala Reenactor

28 Agustus 2018   11:34 Diperbarui: 6 September 2018   13:06 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Belajar sejarah tidak harus membaca buku tebal di bangku sekolah atau kuliah di Jurusan Sejarah, tapi bisa langsung merasakan di area perang yang menyenangkan ala Reenactor lho. Arema TV 30 detik meliput bagaimana rekan rekan Reenactor Ngalam melakukan Historical Reenactment sebuah adegan insiden saat patroli Penjajah bertemu dengan pejuang Gerilya Masa Perang Kemerdekaan di Kota Malang.

dokpri
dokpri
Para pejuang menyergap patroli Belanda, dan terjadi Insiden

screenhunter-154-aug-26-12-38-5b84cbf9aeebe16acc331427.jpg
screenhunter-154-aug-26-12-38-5b84cbf9aeebe16acc331427.jpg
Para Pejuang berhasil mengusir para Penjajah

Melalui metode Historical Reenactment, untuk belajar sejarah perang kemerdekaan adalah dengan me-reka ulang dan merasakan langsung di lapangan seperti bagaimana kejadian sesungguhnya pada saat itu. Hal hal yang harus diperhatikan sebelum membuat adegan seperti diatas adalah:

1. Catatan Sejarah otentiknya, misal tentang agresi belanda di Kota Malang pada tanggal 31 Juli 1947. Dalam catatan sejarah terungkap seperti apakah kejadian pada saat itu, bukti bukti dari foto dan video yang ada, buku buku sejarah baik dari sisi pejuang atau dari pihak belanda. Untuk kondisi sekarang, kemudahan dunia internet sangat mendukung karena google sangat mudah diakses.

2. Perhatikan Pemakaian seragam, arsenal dan gears pendukungnya. ini penting, karena maksud dari reka ulang ini adalah menghadirkan atau menghidupkan kembali suasana pada tahun tertentu. Perhatikan foto  berikut

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Foto foto diatas adalah sebuah upaya positif menggambarkan sebuah kejadian dalam suatu masa di Tahun 1947 tentang peristiwa Malang Bumi Hangus, tapi bukan oleh para Reenactor. Menurut Para Reenactor, Pemakaian seragam, Arsenal dan gears yang dipakai untuk menggambarkan kejadian Tahun 1947 sangat tidak tepat karena dalam catatan sejarah otentik, tidak ada bukti bahwa pada tahun 1947, Belanda memakai doreng tentara kekinian. 

Helm belanda yang dipakai pada tahun 1947 tidak ada bukti otentik dipasangi stiker bendera merah putih biru, sementara diatas para Belanda memakai helm, doreng, senjata dan perlengkapan TNI jaman sekarang yang belum ada pada tahun 1947. Hal hal demikian perlu mendapat perhatian agar tidak menjadi bahan tertawaan karena ini reka ulang Tahun 1947 kenapa memakai aktribut tahun 2000an.

itu dua hal dasar yang jadi kajian wajibnya para Reenactor. Dengan metode ini, belajar sejarah tidak menghafal teks books, tapi merasakan masuk laboratorium sejarah suasana perang kemerdekaan yang di reka ulang di masa kekinian.

Semoga tulisan ini bermanfaat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun