Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Sejarah Kota Malang (1914-1950)

20 Agustus 2018   16:34 Diperbarui: 20 Agustus 2018   16:51 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 33) Pada 17 Agustus 1946 diadakan  upacara peletakan batu pertama dari tugu Malang yang ditempatkan di Jan  Pieterzoon Coen Plein, dan ditandai oorkonde yang ditandatangani  Gubernur Jawa Timur, Doel Arnowo. Sebagai Ketua Panitia Pembangunan Tugu  Malang (yang pertama) adalah Soeroto.

 34) Tugu Malang yang  pertama ini berbentuk tiang dengan ujung berupa pelita api, diledakkan  Tentara Belanda pada 23 Desember 1948; dan bekasnya dibongkar sehingga  tak diketahui ke mana batuannya.

 35) Peristiwa penting bagi Malang selama masa Perang Kemerdekaan adalah dua kali agresi Belanda.

 36) Agresi pertama pada 22 Juli 1947. Garis perang ditarik Angkatan  Darat Belanda dan Marinir Belanda dari Sidoarjo ke arah Pandaan, lalu ke  arah Malang, untuk "menetak" kekuasaan Republik Indonesia di Jawa Timur  dan mempersiapkan pembentukan Negara Jawa Timur.

 37) Beberapa  hari sebelumnya, Jawatan Penerangan Republik Indonesia di Surabaya sudah  menyerukan taktik bumi hangus. Sehingga dari Pandaan hingga Singosari,  dari Ngantang sampai Pujon, dari Blitar sampai Jongbiru sudah banyak  titik strategis dihancurkan yang sekiranya dapat dipakai Belanda sebagai  titik menghimpun kekuatan.

 38) Pengungsian dimulai. Di sinilah banyak tragedi ---konon--- terjadi. Mulai dari kehilangan harta benda, bahkan nyawa.

 39) Serangan ke Kota Malang memuncak pada 31 Juli 1947. Pukul 15:00 sore Angkatan Darat Belanda resmi menguasai Malang.

 40) Pertempuran terbesar di sisi Indonesia digalang oleh kelompok  paramiliter dan milisia setempat; salahsatunya adalah Tentara Republik  Indonesia Pelajar (TRIP) yang beranggotakan siswa-siswa dari berbagai  sekolah di belakang maupun di depan garis demarkasi.

 41) Minggu  pertama Agustus 1947 adalah "perang gerilya kota" dimana berbagai  bangunan penting dibakar. Balaikota dibakar, bersama sekolah HBS dan  AMS, juga Biara dan Sekolah Ursulin, serta gudang-gudang di sisi timur  rel kereta api.

 42) Banyak korban jatuh, baik karena peperangan,  dirampok, atau dibunuh. Kondisinya mirip "kerusuhan" sistematis dan  diselingi tembak menembak sporadis. Kuburan massal dari korban ada di  beberapa tempat. Saya mendapat cerita bahwa salahsatunya adalah di dekat  Stasiun Malang Kota, tepat di lokasi yang kini menjadi patung raksasa  tumbang.

 43) Korban TRIP dikuburkan dalam sebuah lubang bersama.  Ada yang mengatakan di dua tempat, tapi yang diketahui pasti adalah di  Jalan Salak (kini Jalan TRIP).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun