Indah warna, gaung asmara
Merona merah, membelai cinta
Jadikan sukma, terbuai fana
Bergelayut cinta, tercipta nyawa
   Terbit fajar, mengiring tangis
   seonggok makhluk, yang tampak manis
   Bawa bahagia, yang penuh magis
   Berikan harap, cita seluas atlantis
Berjalan waktu, makhluk bertumbuh
Penuh liku, yang tak pernah tau
Bertahan hidup, ditengah acuh
Menyungging senyum, meskipun kaku
   Makhluk menepi, jalani sepi
   Takdir menuntun, menyiksa hati
   Panas membara, tak nampak tepi
   Mencipta diri, bersiap mati
Terhina dina, oleh junjungan
Tak di izinkan, untuk melawan
Dipaksa tunduk, dalam pahitnya sekam
Dihukum dikebiri, saat temaram
   Apalah arti, makhluk yang hina
   Akan terhapus, hilang wacana
   Tak pernah terkenang, taburan emas
   Tinggalah seonggok hina yang semakin lemas
Waktu datang semakin cepat
Tak beri tanda, tak beri suara
Si hina roboh, termakan ngengat
Lapuk terurai, terlambang bendera
====gamboel====
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H