Upaya untuk upgrading ini kami lakukan dengan melakukan berbagai studi banding dan gelar diskusi terbuka dengan tokoh-tokoh masyarakat yang berhasil membangun desa wisata diluar desa Keling dan juga membangun komunikasi pendamping desa wisata dan Dinas Pariwisata setempat, untuk mendapatkan advise, kritik yang membangun, rekomendasi, wawasan serta ilmu seputar dunia pengembangan pariwisata.
Lahirnya pioner lokasi wisata di desa keling yakni Goa Jegles menuntut adanya berbagai macam fasilitas penunjang seperti akses jalan yang mudah di lalui menuju tempat wisata, tempat parkir, Ponten Umum, mushola, tempat istirahat (seperti gazebo dll) dan tempat berdagang harus segera direalisasikan.Â
Selain itu, batas-batas pengaman pengunjung juga harus di siapkan, berikut dengan perlengkapan untuk P3K. Selain itu, berbagai potensi wisata baru yang sudah teridentifikasi juga harus secara linier juga mulai di kerjakan. Mengingat adanya rencana akan dilaksanakannya konsep smart tourism vilage dengan metode one ticket for all.
Desa Keling memulai kegiatan di sungai dan Goa Jegles sekitar tahun 2019. Pada saat itu, kondisi sungai masih belum banyak terjamah penduduk dan hanya dimanfaatkan untuk saluran irigasi saja. Kemudian, Goa Jegles sendiri masih belum terawat, masih terkesan Angker, Kumuh karena banyak sampah (baik sampah rumah tangga maupun sampah-sampah alam lainnya) serta banyak didiami berbagai macam hewan melata (seperti ular, biawak dan sebagainya).
Melalui kejelian dan ide-ide kreatif dari Kepala Desa Keling Bapak Rofi'i Lukman bersama para pemuda Karangtaruna Desa Keling pembangunan pariwisata dimulai dengan mulai membersihkan jalur sungai dan menyiapkan perlengkapan serta tim untuk kegiatan river tubing. Prestasi terbaik atas buah karya river tubing di sungai tersebut adalah jalur river tubing di desa keling sempat dijadikan lokasi syuting "Si Bolang" Trans 7 dengan tajuk "Nanas Manis dari Kaki Gunung Kelud" yang ditayangkan sekitar bulan April tahun 2019.
Ketika kegiatan river tubing sudah dianggap mulai berjalan dan mampu berkontribusi terhadap desa, maka Bapak Rofi'i Lukman bersama para pemuda Karangtaruna Desa Keling melanjutkan perjuangan untuk mulai melakukan pembersihan dan penataan area seputar goa jegles. Berbagai kendala, hambatan dan terpaan ujian sosial tidak menyurutkan semangat segenap insan sadar wisata desa Keling untuk mendukung pejuang wisata di Goa Jegles.
Namun apa daya, saat perjuangan baru dimulai, saat semangat sedang tingi-tingginya, badai pandemi covid-19 pada akhir tahun 2019-2020 menerpa. Akhirnya konsentrasi pemerintah desa dan segenap warga sejenak bergeser untuk memikirkan kondisi keamanan dan keselamatan warga dari ancaman virus covid-19. Adanya larangan berkerumun dan kewajiban untuk protokoler, membuat penjuang wisata di goa jegles menjadi tidak sebanyak sebelumnya. Namun, meskipun demikian aktivitas masih tetap berjalan sedikit-demi sedikit.
Memasuki periode tahun 2021, teriring di cabutnya kebijakan lock down atau PSBB perjuangan rekan-rekan pejuang wisata Goa Jegles berkobar kembali. Impian yang diidamkan divisualkan kedalam bentuk gambar masterplan yang di cetak besar dan di pampang di sebelah "DAM" sekitar Goa Jegles, memberikan sinyal kepada khalayak bahwa niatan Desa Keling untuk bertransformasi menjadi Desa Wisata tidaklah main-main.
Setiap progres upaya pembangunan didokumentasikan dan dipersiapkan sedemikian rupa sebagai record dan bukti otentik dari perjuangan rekan-rekan pejuang wisata Goa Jegles. Setelah akses jalan dan jalur dalam Goa Jegles telah di benahi, dokumentasi-dokumentasi tersebut mulai di share di media sosial dan kanal youtube.Â
Tidak disangka, animo masyarakat sangat luar biasa. Rasa penasaran para pengunjung tidak dapat terbendung, sehingga mereka berbondong-bondong datang untuk menikmati keindahan Goa Jegles tersebut.
Semakin banyaknya pengunjung yang datang memotivasi para pejuang wisata Goa Jegles untuk meningkatkan kapasistasnya dengan memperbaiki manajemennya baik dari manajemen pelayanan, manajemen aset hingga manajemen publikasi dan dokumentasinya.