Di tepian pantai ini, dihempas ombak pagi,
Bayangmu hadir dalam kabut yang lembut,
Di antara hijaunya padi yang baru bertunas,
Seperti harapanku yang enggan surut.
Angin laut membelai wajah,
Seolah membawa pesan tanpa suara,
Aku merasakan kehadiranmu dalam setiap hembusan,
Meski jarak memisahkan, engkau tetap terasa ada.
Mentari perlahan bangkit dari ufuk timur,
Mengusir dingin malam yang telah berlalu,
Namun rinduku padamu tak pernah pergi,
Seperti sinar yang terjebak di dalam kalbu.
Aku tahu kita dipisahkan jarak yang tak terjembatani,
Namun hatiku tak pernah lelah mencintai,
Di ujung cakrawala sana, kau tetap yang terindah,
Di setiap pagi, di setiap detak hati ini.
Hijau padi yang tumbuh menyapa pagi,
Adalah harapanku yang tak pernah pudar,
Meski tak bisa ku miliki tanganmu,
Rasa ini abadi, meski waktu harus mundur.
Kita mungkin tak pernah bersatu di dunia nyata,
Tapi di tepian pantai ini, rindu ini nyata,
Aku menulis namamu di pasir yang rapuh,
Dan membiarkannya larut bersama ombak yang pasrah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H