Mohon tunggu...
Eko Setyo Budi
Eko Setyo Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan PNS

Suka traveling, kuliner, baca buku/menulis dan jogging..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata "Pulau Lusi (Lumpur Sidoarjo)": Apa Daya Tariknya?

25 Desember 2024   21:23 Diperbarui: 25 Desember 2024   21:23 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulau Lusi hasil reklamasi timbunan lumpur (Sumber: Foto/Dok.pribadi)

Wisata "Pulau Lumpur Sidoarjo (LUSI)": Apa Daya Tariknya?

Oleh: Eko Setyo Budi

Pulau Lusi hasil reklamasi timbunan lumpur (Sumber: Foto/Dok.pribadi)
Pulau Lusi hasil reklamasi timbunan lumpur (Sumber: Foto/Dok.pribadi)

Pada hari Minggu 22 Desember 2024 saya dan teman-teman SMA mengadakan rekreasi Pulau Lusi, (Lumpur Sidoarjo), Dusun Tlocor, Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Sidoarjo.  Tujuan wisata ini  boleh dikatakan mempererat tali silaturahmi serta bisa menikmati makan bareng (menu seafood) yang sudah dipesan seminggu sebelumnya. Walaupun yang hadir hanya 12 orang, namun tidak mengurangi kehangatan,  senda gurau, dan berfoto bersama. Masuk  ke obyek wisata ini di pungut Rp 5.000,- per mobil. Ternyata Pulau Lusi itu amat ramai dikunjungi wisatawan lokal pada hari libur. Saya ke Pulau Lusi ini yang ke dua. Pada kunjungan pertama pada awal tahun 2021 saat itu baru dibuka setelah wabah Covid-19 sempat ditutup. Awal dibuka wisata tersebut, wisatawan terlihat sedikit, sepi, warung pun belum banyak yang buka. Sementara wisatawan yang ingin ke Pulau Lusi masih dilayani walaupun yang naik bus air tidak penuh tetap diberangkatkan.

Persiapan naik bus air di Dermaga Tlocor (Sumber: Foto/Dok.pribadi)
Persiapan naik bus air di Dermaga Tlocor (Sumber: Foto/Dok.pribadi)

Pulau Lusi atau disebut Pulau Lumpur Sidoarjo adalah pulau buatan merupakan hasil reklamasi timbunan lumpur pengerukan Sungai Porong. yang memiliki luas total 94.00 Ha. Pulau Lusi terbentuk karena lumpur panas Lapindo yang terjadi pada tahun 2006 yang jumlahnya puluh juta meter kubik dialirkan ke Sungai Porong, lalu dikeruk dibawa ke muara sungai yang jaraknya sekitar 8 km.

Pulau Lusi memiliki luas total 94.00 Ha yang didalam reklamasi tersebut terdapat tambak Wanamina seluas 4.90 Ha yang tujuan awalnya adalah untuk memantau perilaku biodata ikan apakah memiliki pengaruh lumpur terhadap kehidupan ikan di muara, dan lahan 89.10 Ha belum dimanfaatkan.

Loket Bus Air (Sumber: Foto/Dok.pribadi)

Sunarso, Kepala Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), mengatakan, pulau buatan tersebut dikerjakan bersamaan dengan pembangunan jalan sepanjang 15 km dari Desa Dukuh Sari Kecamatan Jabon sampai Dusun Tlocor. Di Tlocor juga dibangun dermaga serta tempat parkir seluas 6.000 meter persegi karena memiliki potensi cukup besar khususnya dalam membangun obyek-obyek wisata. Dengan posisi daerah yang ada, maka kawasan baru cocok dimanfaatkan sebagai wisata berbasis sungai dan alam, terutama mendukung sumber daya laut. Kini semakin bermanfaat juga sebagai tempat rekreasi masyarakat Sidoarjo seperti wisata pancing atau pergi ke laut, serta kuliner hasil budidaya ikan.

Dalam upaya pengembangan wisata, pemerintah daerah Sidoarjo berupaya penataan dalam  memperkuat keberadaan landmark kawasan dengan mendirikan elemen vegetasi (ruang hijau) di bagian utara monumen (sisi tanggul). Fasilitas penunjang wisata seperti warung seafood, panggung hiburan, pusat informasi wisata, toilet, mushala, dan tempat parkir tertata dengan baik, termasuk dermaga dan ruang tunggu keberangkatan bus air. Bus air tersedia 4 unit yang dikelola oleh Bumdesma Jabon Mandiri. Bus air kapasitas 24 seat mengantar Anda ke Pulau Lusi dipungut untuk dewasa sebesar Rp. 25.000,- per orang untuk pergi pulang. Perjalanan naik bus air menuju Pulau Lusi sekitar 25 menit.

Pemandangan Pulau Lumpur Sidoarjo (Pulau Lusi)

Memang kalau dipandang secara langsung melalui sungai dengan perahu (bus air) untuk wisatawan tidak seberapa menarik. Tetapi apabila dilihat dari atas... Wow ... keren, hebat. Hamparan hutan mangrove (bakau) yang memenuhi kawasan pulau yang dibatasi oleh alur sungai Porong, yang menuju pantai Tlocor. Wisatawan yang meilntasi sungai juga dapat menikmati latar belakang Gunung Penanggungan. Di dalam bus air selama menyusuri sungai Porong Anda wajib menggunakan rompi (jaket pelampung) karena gelombang sungai Porong makin meninggi bila air laut mulai pasang. Sungai Porong di lokasi itu cukup deras, lebar sungai 140 meter dengan kedalaman sekitar 20 s.d 30 meter. Arusnya cukup deras, oleh karena itu semua penumpang yang akan menuju pulau Lusi diberi rompi pelampung  untuk menjaga keselamatan apabila terjadi kecelakaan di air.

Di Pulau Lusi terdapat jalan setapak di tengah hutan bakau yang ridang. Wisatawan bisa menyaksikan burung kuntul putih bertengger di atas pohon bakau, sebagian lagi berterbangan menghiasi atas dedaunan yang hijau. Suasana di dalam hutan bakau tersebut sangat alami, dan kebersihan jalan masuk menuju tempat yang di tuju masih terjaga, dan melewati beberapa jembatan kayu yang dikelilingi oleh pohon-pohon sampai menuju titik akhir. Jadi, kondisi alam yang alami ini boleh disebut sebagai "wisata alam". Wisata alam adalah tempat pariwisata yang memanfaatkan sumber daya alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah usaha budidaya. Secara garis besar wisata alam merupakan kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi alam untuk dinikmati keindahannya, baik yang masih alami atau sudah budidaya, agar ada daya tarik wisata ke tempat tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun