Mohon tunggu...
Eko Setyo Budi
Eko Setyo Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan PNS

Suka traveling, kuliner, baca buku/menulis dan jogging..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ketika Makan Bareng di Pematang Tambak, Menjadi Hiburan Paling Berkesan

2 Desember 2024   18:01 Diperbarui: 2 Desember 2024   18:07 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecerian bersama di pematang tambak (Sumber: Foto/dok.pribadi)

Sekitar pukul 12.00 WIB datanglah yang ditunggu-tunggu untuk makan siang. Nasi dan masakan bandeng asap dan kuah kuning khas tambak di dalam panci besar berisikan potongan ikan bandeng yang besar-besar, ikan mujair, udang, yang diantar oleh tukang masak petani tambak yang sudah dipesan dua hari sebelumnya. Sungguh nikmat luar bisa makan bersama-sama di pematang tambak, udara yang segar, angin semilir-semilir. Yah..kebahagian terpancar di wajah teman-teman  seperti muda lagi, bersemangat, mungkin kesempatan ini belum tentu terulang lagi. Dan selesailah acara Ulang Tahun sahabatku, dan mempererat silaturami kita.

Kecerian bersama di pematang tambak (Sumber: Foto/dok.pribadi)
Kecerian bersama di pematang tambak (Sumber: Foto/dok.pribadi)

Tak terasa cuaca mulai terlihat mendung, tiba saatnya pulang. Adapun sebagian bandeng asap yang masih utuh belum dimakan, dan kuah kuning yang masih ada ikannya, bisa dibawa pulang.  Walaupun makan di tempat terbuka kebersihan tetap kita jaga, sisa-sisa makanan dikumpulkan dimasukkan kantong plastik, yang nantinya dipungut oleh penjaga tambak.

Hikmah silaturahmi dengan sahabat

Di usia senja (lansia) kita ingin hidup ini ada kegairahan jangan redup artinya berbagi kebahagian dengan sesamanya. Dan yang paling mudah dilakukan seperti saling bertegur sapa, murah senyum, atau menyingkirkan duri apabila ada di jalan, dan bersyukur bisa silaturahmi di tempat yang ditentukan seperti menghadiri undangan ulang tahun tadi, atau acara lain seperti pernikahan putra-putrinya, membesuk teman yang sakit, dan sebagainya. Kadang berhalangan hadir karena ada sesuatu hal yang tidak ditinggalkan atau alasan-alasan lain.  

Perjalanan waktu dalam kehidupan kita tidak bisa ukur sampai batas umur berapa, kita mengirup udara (oksigen), jantung berdenyut, berdedak tiap detik,menit, jam, berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-bertahun, semua kehendak Tuhan Yang Mahapencipta. Oleh karena itu, wajib bersyukur masih diberikan kenikmatan, bersilaturahmi dengan teman-teman. Pertemuan ini sengaja saya menulis, apa yang kita jalani selama ini ada manfaat pada diri sendiri, keluarga, termasuk sahabat-sahabat kita? Saya mencoba intropeksi, feedback mungkin mencash pikiran supaya bisa berfikir positif. Pastilah didalam hati ada rasa kesedihan dan bahagia, kecewa dan senang, benci dan suka semua itu adalah bagian ujian manusia di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun