Mohon tunggu...
Eko Setyo Budi
Eko Setyo Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan PNS

Suka traveling, kuliner, baca buku/menulis dan jogging..

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Keanekaragaman Hayati Taman Nasional Baluran, Dijuluki sebagai "Africa van Java" atau "Little Africa in Java"

12 September 2024   13:16 Diperbarui: 13 September 2024   10:08 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seekor macan tutul jawa melintas di area evergreen Taman Nasional Baluran. (Sumber: wikipedia.org)

Keanekaragaman Hayati Taman Nasional Baluran Dijuluki Sebagai 'Africa Van Java' atau 'Little Africa ini Java' 

Oleh: Eko Setyo Budi

Bersama teman-teman di Savana Bekol. (Dok.pribadi)
Bersama teman-teman di Savana Bekol. (Dok.pribadi)

Taman Baluran Nasional boleh dikatakan paling lengkap keanekaragaman hayati di Indonesia. Di dalamnya terdapat banyak ragam makhluk hidup dalam suatu wilayah, baik daratan, lautan, maupun ekosistem lainnya. Keanekaragaman hayati taman nasional ini mencakup keanekaragaman jenis, gen, dan ekosistem. Taman Nasional ini sering dijuluki sebagai 'Africa van Java ' atau 'Little Africa van Java'.

Saya berkunjung ke Taman Nasional Baluran bersama teman-teman salah satu bagian dari wisata ke Banyuwangi selama 2 hari. Saya bersama empat sahabat, di hari pertama ke Taman Nasional Baluran berangkat dari Probolinggo. 

Namun, sebelum menuju ke taman nasional ini terlebih dahulu menjemput satu sahabat yang berangkat dari Surabaya naik Kereta Api tiba di Stasiun Probolinggo diperkirakan pukul 08.00. 

Setelah itu melanjutkan perjalanan ke Taman Nasional Baluran. Pada pukul 13.30 rombongan kami di pintu gerbang Taman Baluran. Lama perjalanan ini sekitar 5.30 menit termasuk istirahat di Utama Raya Cottage and Beach Situbondo yang terkenal, banyak dikunjungi sebagai tempat persinggahan/istirahat yang akan ke Banyuwangi.

Temanku sedang beli tiket masuk TNB (Dok.pribadi)
Temanku sedang beli tiket masuk TNB (Dok.pribadi)

Setelah melewati pintu gerbang Taman Nasional Nasional tidak jauh terlihat pos penjualan tiket masuk. Tiket masuk pengunjung domestik dibandrol Rp 16.000,-/orang dan pengunjung mancanegara dipungut Rp 165.000,-/orang untuk hari kerja. 

Sedangkan hari libur harga tiket naik Rp 18.500,- untuk domestik, dan Rp 240.000,- untuk mancanegara. 

Besaran tiket masuk kendaraan bermotor bervariasi didasarkan pada jumlah roda. Untuk roda-2 dibandrol Rp 5.000,-/kendaraan, roda-4 dibandrol Rp 10.000,-/kendaraan, dan roda-6 dibandrol Rp 50.000,- dan tarif itu tidak ada perbedaan baik domestik maupun mancanegara.

Melansir dari situs id.wikipedia.org, Taman Nasional Baluran adalah salah satu taman nasional di Indonesia yang terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Indonesia. 

Namanya diambil dari nama gunung yang berada di daerah ini, yaitu Gunung Baluran. Awalnya, kawasan taman nasional ini ditetapkan sebagai hutan lindung pada tahun 1930 oleh Direktur Kebun Raya Bogor yang bernama K.W. Dammerman. Statusnya kemudian diubah menjadi suaka margasatwa oleh Gubernur Hindia Belanda pada tanggal 25 September 1937. 

Penetapan ulang sebagai suaka margasatwa diadakan oleh Menteri Pertanian dan Agraria melalui Surat Keputusan Nomor. SK/II/1962 tanggal 11 Mei 1962. Status taman nasional diperoleh pada tanggal 6 Maret 1980 oleh Menteri Pertanian dan dikukuhkan lagi pada tahun 1997 oleh Menteri Kehutanan.

Luas lahannya seluas 25.000 ha. Taman Nasional Baluran berbatasan dengan Selat Madura di utara, Selat Bali di timur, Desa Wonorejo dan Sungai Bajulmati di selatan dan, serta Sungai Klokoran dan Desa Sumberanyar di barat.

Taman Nasional Baluran dibagi dalam beberapa Zona 

Karena besarnya wilayah taman nasional ini seluas 25.000 Ha, maka dalam memudahkan pengelolaan maupun pengawasannya dibagi menjadi beberapa zona, yaitu zona inti seluas 12.000 Ha, zona rimba seluas 5.537 Ha, zona pemanfaatan intensif seluas 800 Ha, zona pemanfaatan khusus seluas 5.780 Ha, dan zona rehabilitasi seluas 783 Ha.

Pengelolaannya dibagi dua seksi, yaitu Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Bekol dan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Karangtekok. Adapun seksi wilayah I meliputi: Sanggraloka Bama, Lempuyang dan Perengan. Sedangkan pada seksi wilayah II meliputi: Sanggraloka Watu Numpuk, Labuhan Merak, dan Bitakol. 

Taman nasional ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Tipe vegetasi sabana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran yakni sekitar 40 persen dari total luas lahan. 

Secara geologi terbagi menjadi tanah pegunungan dan tanah dasar laut. Kondisi tanah pegunungan terdiri dari tanah vulkanik yang berbatu-batu. Lereng gunung cukup tinggi dan curam. Beberapa tanah pegunungan juga berjenis tanah aluvial yang dalam di dataran rendah. 

Sedangkan tanah dasar laut hanya ada di dataran pasir sepanjang hutan bakau. Di dataran rendah, setengah luasnya merupakan tanah hitam yang ditumbuhi rumput sabana. Tanah hitam ini membentuk daerah yang subur dan mengandung banyak mineral. 

Di dalam tanah kekurangan bahan organik sehingga kondisi fisik tanaman kurang baik dan berpori. 

Taman Nasional Baluran sebagian besar merupakan sabana. Ekosistem tidak stabil dan menyesuaikan dengan iklim dan margasatwa. Ketinggian daratannya terbagi menjadi tanah datar, tanah bergelombang dan tanah terjal. Tanah yang datar memiliki ketinggian antara 0-124 mdpl. 

Tanah yang bergelombang memiliki ketinggian 125-900 mdpl. Sedangkan tanah yang terjal memiliki ketinggian lebih dari 900 mdpl. Batu karang yang terjal terhampar pada garis pantai di Mesigit, Balanan, dan Montor. Luas tanah datar sekitar 1.500-2.000 Ha di bagian tenggara, yaitu sabana Bekol, Semiang dan sekitarnya. 

Tanah bergelombang mencakup daerah sekitar 8.000 Ha, yaitu sabana Balanan, Kramat, Talpat, Labuhan Merak, Air Tawar, Karangtekok dan sekitarnya.

Vegetasi dan Satwa di Taman Nasional Baluran 

Sekelompok rusa berjalan di tepi pantai wilayah Pos Bama, Taman Nasional Baluran (Sumber: Wikipedia.org)
Sekelompok rusa berjalan di tepi pantai wilayah Pos Bama, Taman Nasional Baluran (Sumber: Wikipedia.org)

Dalam situs wikipedia.org, disebutkan Taman Nasional Baluran memiliki sekitar 444 jenis tumbuhan dan di antaranya merupakan tumbuhan asli yang khas dan mampu beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering. 

Tumbuhan khas tersebut adalah: Widoro bukol (Ziziphus rotundifolia), Mimba (Azadirachta indica), Pilang (Acacia leucophloea). Tumbuhan lainnya antara lain: Asam jawa (Tamarindus indica), Gadung (Dioscorea hispida), Kemiri (Aleurites moluccana), Gebang (Corypha utan), Api-api (Avicennia sp.), Kendal (Cordia obliqua), Salam (Syzygium polyanthum), Kepuh (Sterculia foetida)

Adapun satwa di taman nasional ini terdapat 26 jenis mamalia, di antaranya adalah: Banteng (Bos javanicus javanicus), Kerbau liar (Bubalus bubalis), Ajag (Cuon alpinus javanicus), Kijang (Muntiacus muntjak muntjak), Rusa (Cervus timorensis russa), Macan tutul jawa (Panthera pardus melas), Kancil (Tragulus javanicus pelandoc), Kucing bakau (Prionailurus viverrinus). Satwa banteng merupakan maskot/ciri khas dari Taman Nasional Baluran.

Banteng liar berendam di kubangan di Savana Bekol, Taman Nasional Baluran. (Sumber: wikipedia.org)
Banteng liar berendam di kubangan di Savana Bekol, Taman Nasional Baluran. (Sumber: wikipedia.org)

Selain itu, terdapat sekitar 155 jenis burung, di antaranya termasuk burung langka seperti: Layang-layang api (Hirundo rustica), Tuwuk Asia (Eudynamys scolopacea), Burung merak (Pavo muticus), Ayam hutan merah (Gallus gallus), Kangkareng (Anthracoceros convecus), Rangkong (Buceros rhinoceros), Bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), Ayam Hutan Hijau (gallus varius), Elang ular bido, Elang Brontok.

Seekor macan tutul jawa melintas di area evergreen Taman Nasional Baluran. (Sumber: wikipedia.org)
Seekor macan tutul jawa melintas di area evergreen Taman Nasional Baluran. (Sumber: wikipedia.org)

Untuk memudahkan pengawasan Taman Nasional Baluran telah dibagi menjadi beberapa pos pengamatan. Tiap pos pengamatan ini diberi nama agar mudah mengingatnya sebagai berikut:

(1) Batangan. Di pos ini terdapat peninggalan sejarah berupa goa Jepang, burung merak pada musim kawin (antara bulan Oktober/November) dan berkemah. Fasilitas yang ada di sini antara lain pusat informasi.

(2) Bekol dan Semiang. Di pos ini terdapat fasilitas pengamatan satwa seperti ayam hutan, merak, rusa, kijang, banteng, kerbau liar, dan burung. Fasilitas yang ada di sini antara lain wisma peneliti, wisma tamu, dan menara pandang.

(3) Bama, Balanan, dan Bilik. Di pos ini merupakan lokasi wisata bahari, lokasi memancing, menyelam/snorkeling, dan atraksi perkelahian antar rusa jantan (pada bulan Juli/Agustus) dan atraksi kawanan kera abu-abu yang memancing kepiting/rajungan dengan ekornya pada saat air laut surut.

(4) Manting, dan Air Kacip. Di pos ini terdapat sumber air yang tidak pernah kering sepanjang tahun, dan merupakan habitat macan tutul.

(5) Popongan, Sejile, Sirontoh, Kalitopo. Di pos ini terdapat fasilitas untuk naik sampan di laut yang tenang, melihat berbagai jenis ikan hias, dan lokasi pengamatan burung migran.

(6) Curah Tangis. Di pos ini terdapat fasilitas untuk kegiatan panjat tebing dengan tinggi 10-30 meter, dan kemiringan sampai 85%.

Sayangnya saya dan rombongan tidak bisa berlama-lama di Taman Nasional Baluran karena sore harus sampai di Banyuwangi untuk wisata kuliner dan lanjut menginap.

Jadi, hanya terbatas sampai Savana Bekol dan foto-foto di tempat itu dan sekitarnya. Bila ada kesempatan lagi saya usahakan di taman nasional ini sampai bisa masuk ke pantai Selat Madura.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun