Melansir dari situs id.wikipedia.org, Taman Nasional Baluran adalah salah satu taman nasional di Indonesia yang terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Indonesia.Â
Namanya diambil dari nama gunung yang berada di daerah ini, yaitu Gunung Baluran. Awalnya, kawasan taman nasional ini ditetapkan sebagai hutan lindung pada tahun 1930 oleh Direktur Kebun Raya Bogor yang bernama K.W. Dammerman. Statusnya kemudian diubah menjadi suaka margasatwa oleh Gubernur Hindia Belanda pada tanggal 25 September 1937.Â
Penetapan ulang sebagai suaka margasatwa diadakan oleh Menteri Pertanian dan Agraria melalui Surat Keputusan Nomor. SK/II/1962 tanggal 11 Mei 1962. Status taman nasional diperoleh pada tanggal 6 Maret 1980 oleh Menteri Pertanian dan dikukuhkan lagi pada tahun 1997 oleh Menteri Kehutanan.
Luas lahannya seluas 25.000 ha. Taman Nasional Baluran berbatasan dengan Selat Madura di utara, Selat Bali di timur, Desa Wonorejo dan Sungai Bajulmati di selatan dan, serta Sungai Klokoran dan Desa Sumberanyar di barat.
Taman Nasional Baluran dibagi dalam beberapa ZonaÂ
Karena besarnya wilayah taman nasional ini seluas 25.000 Ha, maka dalam memudahkan pengelolaan maupun pengawasannya dibagi menjadi beberapa zona, yaitu zona inti seluas 12.000 Ha, zona rimba seluas 5.537 Ha, zona pemanfaatan intensif seluas 800 Ha, zona pemanfaatan khusus seluas 5.780 Ha, dan zona rehabilitasi seluas 783 Ha.
Pengelolaannya dibagi dua seksi, yaitu Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Bekol dan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Karangtekok. Adapun seksi wilayah I meliputi: Sanggraloka Bama, Lempuyang dan Perengan. Sedangkan pada seksi wilayah II meliputi: Sanggraloka Watu Numpuk, Labuhan Merak, dan Bitakol.Â
Taman nasional ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Tipe vegetasi sabana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran yakni sekitar 40 persen dari total luas lahan.Â
Secara geologi terbagi menjadi tanah pegunungan dan tanah dasar laut. Kondisi tanah pegunungan terdiri dari tanah vulkanik yang berbatu-batu. Lereng gunung cukup tinggi dan curam. Beberapa tanah pegunungan juga berjenis tanah aluvial yang dalam di dataran rendah.Â
Sedangkan tanah dasar laut hanya ada di dataran pasir sepanjang hutan bakau. Di dataran rendah, setengah luasnya merupakan tanah hitam yang ditumbuhi rumput sabana. Tanah hitam ini membentuk daerah yang subur dan mengandung banyak mineral.Â
Di dalam tanah kekurangan bahan organik sehingga kondisi fisik tanaman kurang baik dan berpori.Â