Juga ada tali besar tidak terlalu panjang menggelantung di pohon trembesi, bila difoto pengunjung  seakan menaiki pohon trembesi. Kemudian, Anda bisa duduk didudukan panjang dari kayu yang dibelakangnya ada papan tertulis "De Djawatan". Â
Setelah pintu masuk De Djawatan, terpampang tertulis "De Djawatan Banyuwangi" dengan latar belakang pohon-pohon besar trembesi menjadi sasaran wisatawan tempat berfoto.
Diceritakan temanku yang tinggal di Banyuwangi, dulu waktu kecil dia sering main-main di kawasan De Djawatan, yang asalnya adalah tempat lokasi penimbunan kayu jati.Â
Di tempat itu ada rel pengangkut kayu jati sampai ke kota Banyuwangi. Kayu jati berasal dari kawasan hutan jati bagian selatan Banyuwangi berkualitas tinggi yang menjadi resapan air.Â
Di dalam wisata alam ini terdapat fasilitas berupa kolam renang, tetapi sudah tidak digunakan lagi dan tidak terawat. Sebagaimana biasanya obyek wisata tak lepas kuliner yaitu warung-warung kecil menjajakan makanan, minuman dan  juga kios souvenir.
Bagi wisatawan yang tidak ingin capek jalan kaki disediakan naik dokar. Saya lihat di situ ada 3 dokar. Anda bisa naik dokar berkeliling kawasan pohon trembesi, dan bisa berhenti sebentar untuk foto-foto di spot yang menarik.Â
Sekali keliling kawasan pohon trembesi tarif sewa dokar dipungut Rp 50.000,- dan satu dokar bisa memuat 3 - 4 orang untuk dewasa, atau anak-anak bisa 5 sampai 6 orang.Â
Andaikan saya ke Banyuwangi lagi, De Djawatan saya kunjungi lagi, pohon trembesi yang fantastik memberikan suasana alam yang unik dan menyejukkan mata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H