Malasya pada pertandingan melawan Kamboja berkali-kali ditembus dari sisi sayap. Meskipun tidak berbuah gol, tetapi pertahanan Malasya harus dihukum beberapa kali tendangan sudut yang berbahaya. Beruntung penjaga gawan sigap menepis beberapa percobaan Kamboja.
Menariknya di Indonesia pos bek kanan-kiri, diisi oleh pemain yang naluri menyerangnya bagus. Kerap meninggalkan pos membantu penyerangan. Dalam dua partai uji coba terakhir, Couch Shin Tae-yong memainkan Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan. Kamboja sendiri punya pemain muda yang secara kualitas di atas rata-rata di sisi sayap. Lim Pisoth, Nomor Punggung 17, Usia 20 Tahun. Berkali-kali, dia berhasil melewati pemain Malasya.
Lain Kamboja, lain pula Laos. Dave Booth menyadari timnya secara kualitas tidak bagus. Strateginya klasik dan rasional. Bertahan dengan parkir bus! rapat! 9 pemain  Laos berada di daerah pertahanan. Lebih sering semuanya!
Sesekali melakukan serangan balik dengan mengandalkan Billy Ketkeophomphone, pemain USL Dunkerque, Ligue 2 Prancis. Pemain ini patut diwaspadai. Secara teknik, fisik dan kecepatan lebih dominan di antara pemain-pemain bertahan sekelas Piala AFF.
Dalam menghadapi Laos Timnas Indonesia dituntut sabar dan kreatif. Gol di awal pertandingan akan merusak strategi bertahan Laos. Optimis Indonesia dapat menjaringkan 3-4 gol! Namun, harus tetap mewaspadai serangan balik Laos. Terutama solo run dari Billy!
Couch Shin Tae-yong intinya harusnya mewaspadai kejutan dari Kamboja dan Laos. Menang wajib jika bisa dengan selisih 2 gol! untuk mengurangi beban saat menghadapi Malasya dan Vietnam. Bisa saja yang lolos Grub B, ditentukan lewat selisih gol!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H