Mohon tunggu...
Eko N Thomas Marbun
Eko N Thomas Marbun Mohon Tunggu... Penulis - I Kerani di Medan Merdeka Utara I

Tertarik pada sepak bola, politik dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Langkah Sederhana Melawan Pemanasan Global

12 Oktober 2021   17:37 Diperbarui: 12 Oktober 2021   17:40 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemanasan global mengakibatkan peningkatan suhu bumi (sumber gambar: environment-indonesia.com)

Baru-baru ini viral berita Jakarta akan tenggelam. Orang-orang gaduh sesaat. Tapi, kenyataan tidak Cuma Jakarta. Pesisir utara Jawa memang rawan tenggelam.

Biang keladi dari semua itu adalah pemanasan global. Air di kutub utara mencair seiring dengan naiknya  suhu bumi. Hal ini diperparah penurunan permukaan tanah akibat ekploitasi air tanah besar-besaran.

Pusat Penelitian Permukaan Laut, Universitas Hawaii dan Peta Iklim Global NOAA menunjukkan bahwa kenaikan permukaan laut rata-rata di atas 0,3 cm per tahun di 48 tahun terakhir ini.

Pemanasan global yang membuat suhu bumi makin meningkat, terjadi karena gas-gas yang terperangkap di atmosfer bumi. Seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrous oksida (N2O), hydrofluorocarbon (HFCs), perfluorocarbon (CFCs), sulfur heksa florida (SF6).

Pemakaian bahan bakar fosil, alih fungsi lahan dan aktvitas rumah tangga manusia berkontribusi pada pemanasan global. Efek pemasan global tidak akan selesai jika dihadapi sendiri-sendiri.

Jika tindakan menghadapi perubahan iklim adalah perang. Maka semua orang harus berjuang. Perang melawan perubahan iklim adalah perang semesta.

Sebagai individu cara paling sederhana adalah menghentikan/mengurangi tindakan yang menghasilkan emisi. Hal itu bisa didiagnosa dengan gampang. Tercermin dalam kehidupan sehari-hari.

Mencegah Semakin Parah

Air adalah kebutuhan pokok. Semua membutuhkan air baik individu maupun industri. Meski air masih melimpah dan gampang. Namun, ekploitasi berlebihan berkontribusi pada penurunan permukaan tanah.

Ketika terjadi kenaikan permukaan air laut. Maka dengan sendirinya daerah rendah akan terendam. Banjir akan mudah terjadi. Pemanasan global dan eksploitasi air berlebih adalah kombinasi buruk.

Secara pribadi kita bisa mengurangi konsumsi air. Salah satunya dengan penggunaan saluran air yang bersumber dari sungai/danau/air baku. Termasuk juga mengganti peralatan rumah tangga yang boros air. Misalnya, gayung dengan shower.

Selain menyelamatkan lingkungan. Cara demikian juga secara ekonomis bermanfaat untuk mengurangi tagihan air.

Mengurangi Emisi Secara Langsung

Kendaraan bermotor adalah salah satu kontributor emisi. Kita bisa mengurangi pemakaiannya sebagai bentuk perlawanan terhadap pemanasan global.

Kita bisa menggunakan kendaraan massal seperti bus (transjakarta) atau commuterline. Sesekali bisa berjalan kaki atau bersepeda. Selain sehat untuk bumi juga untuk manusia.

Mengurangi Emisi Secara Tidak Langsung

Listrik adalah sumber energi utama rumah tangga. Tapi, tahukah kamu bahwa bakar untuk menghasilkan listrik adalah batubara? Batubara ketika diproduksi rawan merusak lingkungan dan ketika dikonsumsi menghasilkan emisi (karbon dioksida).

Nah, saat ini hampir semua peralatan rumah tangga membutuhkan listrik. Kebutuhan dasar seperti memompa air, memasak, penerangan dan charging gadget.

Berkaca pada kenyataan itu, kita tidak mungkin menghentikan. Namun, kita bisa mencegah penggunaannya secara berlebih. Misalnya dengan mematikan lampu begitu hari terang atau mencabut semua peralatan yang terkoneksi dengan listrik ketika tidak digunakan.

Selain bermanfaat bagi bumi, cara itu juga untuk mencegah  kecelakaann. Alat elektronik yang terkoneksi ke listrik akan menimbulkan panas. Jika dibiarkan tanpa pengawasan dapat menimbulkan kebakaran.

Cara demikian pun secara ekonomis bermanfaat. Penghematan akan mengurangi beban biaya yang kita bayarkan. Karena ada pengurangan penggunaan daya listrik.

Penghijauan 

Penghijauan adalah cara kita untuk mengurangi karbon dioksida dengan menanam pohon. Pohon-pohon akan menyerap karbon  dioksida. Setelah itu akan mengeluarkan oksigen.

Reboisasi secara massif adalah salah satu cara melawan pemanasan global. Namun, rumah tangga juga bisa membuat taman-taman mini. Semacam penghijauan di sekitar rumah.

Urban farming misalnya, bisa berkontribusi pada supply oksigen. Menghasilkan udara yang lebih bersih dan sejuk. Meskipun dalam tataran yang sangat kecil. Namun, jika dilakukan massif tentu akan berkontribusi besar.

Nah, menariknya cara ini tidak hanya akan berkontribusi pada alam yang semakin baik. Tapi, juga berkontribusi secara ekonomis. Terutama jika yang ditanam bisa dikonsumsi atau bernilai ekonomi. Tanaman berupa sayuran dan buah bisa meningkatkan nutrisi keluarga.

Namun perlu juga dicatat bahwa urban farming harus didorong untuk bebas pestisida. Sebab, pestisida selain tidak sehat juga berkontribusi pada kerusakan lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun