Beliau juga sangat tawadhu kepada bopo angkatnya, Ki Semar. Selain nilai tersebut, kita lihat, betapa Petruk bukanlah orang yang pendendam. Beliau memilih memaafkan Ki Semar dan bahkan meminta Ki Semar mengangkatnya sebagai anak.Â
Padahal jika kita tahu, Ki Semarlah yang menjadi wasilah cacatnya fisik beliau dan hilangnya tahta raja dari beliau untuk kemudian hidup sebagai abdi. Hal yang dilakukan Petruk bukanlah hal mudah. Namun Petruk melakukannya.
Dari kisah tersebut, banyak sekali petuah yang bisa kita ambil dan praktikkan dalam hidup. Jika kita mengikuti bagaimana para Punakawan tersebut menyelesaikan masalah dalam hidup, yang berurusan dengan hablumminallah dan hablumminannas, sungguh, hidup kita akan terasa lebih tenang dan bahagia.Â
Namun, sudah dinaskan dalam Alquran, bahkan manusia memang tempat salah dan lupa. Kita sering sekali lupa siapa kita, dari mana kita, akan ke mana kita. Oleh karenanya, tidak salah jika kita ada untuk saling ingat-mengingatkan. Semoga catatan ini bermanfaat. So long and have a nice day.
Tulungagung, 12 Juli 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H