Kau!
Katakan sekali lagi, "Kartini belum mati!"
Suaranya menyatu dengan pita suaraku
Cita-citanya mengalir di dalam darahku
dan gagasannya berdiam di kepalaku
Sebab kartini adalah aku
Kartini adalah kita
Dia yang menerbangkan pikirannya
melepaskan daku dari sangkar dogma hitam, kolot, dan kemunduran
mengajarkanku agar lepas dari kerangkeng patriarki suram dan menyengsarakan
Diam? Aku tak akan diam.
Bicaralah! Bicaralah terus engkau sekeras-kerasnya, biar aku dengarkan
Tak perlu ada beda pada satu asa yang sama
kau air, aku juga, kita semestinya padu dalam awan yang satu
Meskipun aku masih bertanya-tanya,
Mengapa kau benci pada misi saling mengasihi?
Mengapa kau tak suka bila kita berdikari?
Mengapa kaubenci pada kaum kita yang ingin merdeka dari tatapan sebelah mata?
Kausebut Kartini kalah?
O, kausalah, biar kuulangi
sampai beribu-ribu kali sampai lelah
agar arogansimu goyah
Kukatakan sekali lagi, "Akulah Kartini."
Ide-idenya belum punah
tak lekang atau hilang biar aku, kau, dan mereka tinggal sejarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H