Dengan statusnya berubah dari bersifat wajib menjadi tidak wajib, siswa-siswi pun punya pilihan untuk menolak mengikuti kegiatan Pramuka apabila situasinya tidak lagi kondusif dan membawa dampak negatif buat mereka.
Para senior pun mau tak mau harus kreatif dalam menciptakan iklim yang sehat di kegiatan kepanduan jika tak ingin kehilangan banyak anggotanya.
Selain itu, kebijakan ini memberikan ruang-ruang bagi pertumbuhan ekstrakurikuler lain.
Dengan menghilangkan pengistimewaan pada ekskul-ekskul tertentu maka dapat memberikan kesempatan bagi eskul lain untuk sama-sama berkembang dan tidak lagi dianaktirikan pihak sekolah. Lagi pula, tak semua anak memiliki minat di bidang kepanduan, bukan?
Di luar sana ada anak-anak yang sebenarnya lebih suka bereksperimen atau mengotak-atik mesin di ruang tertutup, ada yang senang berbicara di depan umum, menari berkelompok, atau berpantomim sendirian di panggung. Mengapa kita tak membiarkan keragaman ini berjalan apa adanya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H