Lagi, lagi, dan lagi. Tampaknya tidak berhenti juga penyakit youtuber Indonesia membuat konten tak punya nurani. Belum lupa rasanya dengan prank order fiktif ojol yang bikin naik pitam atau tantangan membatalkan puasa dibayar sepuluh juta, sekarang ada pula prank bagi sembako berisi sampah kepada transpuan (transgender perempuan).
Dari video yang beredar, sang youtuber jelas sengaja memilih sasaran transpuan. Mengingat, transpuan sering kali dijadikan bahan ejekan atau hujatan di masyarakat lantaran orientasi seksual mereka berbeda. Mungkin karena itulah menjadi alasan pembenaran bagi si youtuber buat melakukan kejahilan yang sangat tidak berempati.
Naas, orang ini mungkin lupa (atau memang tidak peduli) jika negara kita tengah babak belur diserang pagebluk. Bagi orang-orang yang punya nurani, kita sama-sama sadar sekiranya kebutuhan akan pangan betul-betul dibutuhkan banyak masyarakat saat ini. Tidak ada alasan yang masuk akal untuk menipu seseorang, apalagi mengiming-imingi mereka sembako yang ternyata isinya batu dan sampah.
Video tersebut nyatanya banjir hujatan dari masyarakat. Terang saja, sebagai manusia, kita pasti miris sekali melihat tingkah orang-orang kurang akal dengan mencari peluang di tengah musibah. Saya sanggup bertaruh, perbuatan itu semata-mata mencari adsense dan klik dari banyak orang, menimba uang sebanyak-banyaknya dari penderitaan orang lain.
Masyarakat kita tidak bodoh. Untuk orang-orang yang berkecukupan, dengan finansial yang sanggup bertahan sampai bertahun-tahun lamanya, mungkin akan biasa saja menyaksikan perbuatan tersebut. Bagaimana dengan orang-orang yang sama tidak beruntungnya dengan korban prank? Apa mereka bisa tahan melihat manusia tidak perlakukan sebagaimana mestinya?
Terlepas dia seorang transpuan, bukan hak atau kewajiban kita menghakimi pilihannya. Mengedepankan rasa kemanusiaan lebih pantas dibandingkan menanam ego diri yang merasa paling baik.
Barangkali kita tidak tahu, orang yang di-prank tersebut juga tidak mampu membendung kebutuhan perutnya dan  perut keluarga yang minta diisi. Harusnya jika merasa terusik dengan keberadaan mereka, kenapa tidak sekalian saja dibantu lewat uang atau sembako? Setelah itu minta mereka secara baik-baik untuk berhenti berkeliaran di masa karantina ini. Itu lebih manusiawi dan beradab dibandingkan memberi mereka sampah dan batu kemudian tertawa terbahak-bahak di dalam mobil.
Tidak sedikit pun tergambar di wajah dua orang itu rasa bersalah setelah menyerahkan kardus isi batu dan sampah tersebut. Keduanya seperti berbahagia melakukan perbuatannya dan berharap mendapatkan simpati dari banyak pihak.
Sang pembuat video bernama FP (sengaja disamarkan supaya orangnya tidak terkenal dan diundang di televisi) sudah mengklarifikasi dan meminta maaf atas perbuatannya. Tapi begitu saja, perbuataan tak bertanggung jawab seperti ini selalu berakhir dengan kata maaf belaka juga klarifikasi. Untungnya, sang korban bertindak dengan melaporkan pelaku ke kantor polisi.
Saya sendiri jengah kalau membaca berita prank tak bermanfaat yang dilakukan oleh banyak youtuber sekarang. Sengaja saya ulas lagi prank kali ini (sebelumnya ada prank bunuh diri dan prank orderan ojol) untuk pengingat bagi youtuber yang mencoba melakukan kebodohan lagi di masa mendatang.
Sebaiknya kata "prank" dalam kamus diganti saja dengan istilah "kebodohan tingkat tinggi" bukan diartikan "jail" atau "kebodohan, ejekan" saja. Supaya tidak terkesan bahwa perbuatan kejahilan mereka bisa gampang ditoleransi. Hampir-hampir setiap video berjudul prank adalah kompilasi kejahilan melampaui batas akal orang normal.